KAB.SERANG– Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang berkomitmen melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit Tuberkulosis (TBC). Mereka tengah mengupayakan Kabupaten Serang di tahun 2030 menuju eliminasi atau menurunkan jumlah penderita TBC.
Sub Koordinator P2PTM Dinkes Kabupaten Serang, dr.Rizka Sofiani mengatakan pihaknya tengah melaksanakan program Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT). Program itu menyasar kepada keluarga yang salah satu anggotanya terkena TBC.
“TPT diberikan pada kontak serumah atau erat dengan kriteria usia kurang dari 5 tahu, langsung diberikan TPT, untuk usia lebih dari 5 tahun di-skrining gejalanya lalu dilakukan Tes Cepat Mulikuler (TCM). Jika gejala negatif dan hasil TCM negatif namun hasil mantoux tes positif maka diberikan TPT,” kata dr.Rizka.
dr.Rizka menjelaskan, bahwa satu penderita TBC bisa menularkan penyakit kepada sekitar 10-20 orang di sekitarnya. Masyarakat di Kabupaten Serang, rumahnya rutin dikunjungi Puskesmas untuk diberi sosialisasi dan tes.
“Kita lakukan tes tuberkulin tes mantoux, hasilnya dapat diketahui 2 sampai 3 hari. Jika hasil mantoux tes positif gejala negatif dan hasil tcm negatif maka masuk ke dalam kategori infeksi laten TBC (ILTB),” imbuhnya.
Jika orang yang di-tes hasilnya tidak positif, Puskesmas masih akan melakukan observasi.
Di Kabupaten Serang sendiri, dr.Rizka mengaku sebagian masyarakat masih sulit untuk diajak minum obat TPT. Kebanyakan warga, merasa dirinya sehat dan merasa tidak perlu minum obat lagi. Padahal obat seharusnya diminum selama 3 atau 6 bulan tergantung jenis obat TPT yang tersedia di Puskesmas.
“Rata-rata kontak se-rumah atau kontak erat yg diberikan TPT, karena merasa sehat tidak lanjut minum obatnya. Padahal Tujuan pemberian TPT utk mencegah Tuberculosis dan mudah-mudahan capaian TPT di Kabupaten Serang mencapai Target,” jelasnya.
dr.Rizka juga menegaskan kalau obat TBC gratis dan tersedia di puskesmas, klinik, dan rumah sakit swasta. Ia mengatakan Indonesia berada di peringkat dua di dunia.
“Kabupaten Serang memiliki Target pada 2024 dari Kemenkes untuk penemuan kasus TBC sebanyak 7 ribuan kasus. Semakin banyak pencarian kasus yg ditemukan, nanti semakin banyak yang diobati dan yang sembuh,” pungkasnya. (Adv)