Beranda Kesehatan Dinkes Kabupaten Serang Gandeng Penjangkau untuk Pemeriksaan Kelompok Rentan HIV

Dinkes Kabupaten Serang Gandeng Penjangkau untuk Pemeriksaan Kelompok Rentan HIV

Istianah Hariyanti. (Rasyid/bantennews)

KAB. SERANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang terus melakukan upaya penjangkauan dan pemeriksaan HIV dengan menggandeng Yayasan Bina Muda Gemilang (BMG). Kolaborasi ini bertujuan untuk menjangkau kelompok rentan melalui tim yang lebih efektif dalam mendekati komunitas tertentu.

“Kita menggunakan metode penjangkau, kita sulit menentukan secara visual LSL atau bukan, kita bekerjasama dengan Yayasan Bina Muda Gemilang (BMG), mereka punya tim penjangkau dari LSL, waria, atau transgender,” ujar Kabid P2P Dinkes Kabupaten Serang, Istianah Hariyanti, Senin (24/2/2025).

Lebih lanjut, Istianah menjelaskan bahwa tim penjangkau tersebut memiliki peran penting dalam mengumpulkan orang untuk menjalani pemeriksaan.

“Mereka punya tim penjangkau yang siap mengumpulkan orang untuk dilakukan pemeriksaan, karena kalau sendiri yang bergerak itu tidak mudah, makanya kita bekerjasama dengan yang mempunyai tim penjangkau,” jelasnya.

Menurutnya, tim penjangkau ini tidak hanya berada di wilayah Kabupaten Serang tetapi juga di daerah lain. Mereka telah memetakan lokasi-lokasi yang menjadi titik kumpul komunitas berisiko sejak tahun 2023.

“Kita sudah memetakan tahun lalu, 2023 kita kerjasama dengan BMG juga menegaskan mapping hotspot-hotspot mereka ada di mana saja dan masing-masing berapa anggotanya. Tapi tahun 2024 tidak ada lagi kegiatan mapping karena dananya terbatas, jadi tidak setiap tahun kita lakukan,” paparnya.

Dikatakan Isti, Dinkes Kabupaten Serang memastikan bahwa setiap individu yang teridentifikasi reaktif HIV akan mendapatkan pengobatan serta edukasi mengenai perubahan perilaku.

“Jika dari semua hasil pemeriksaan sudah dilakukan, bagi yang teridentifikasi reaktif HIV pasti kita lakukan pengobatan termasuk kie perubahan perilaku,” jelasnya.

Selain itu, upaya penelusuran juga dilakukan terhadap individu yang berkontak erat dengan pasien yang terinfeksi.

“Kita juga cari pasien terindikasi melakukan hubungan seksual dengan siapa saja dan kita telusuri yang berkontak sama dia (pasien) itu kita periksa juga,” tambahnya.

Baca Juga :  Cakupan Vaksinasi Covid-19 di Kabupaten Serang Jauh dari Target

Istianah menegaskan bahwa HIV merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, namun pengobatan dapat menekan jumlah virus dalam tubuh hingga ke tingkat yang tidak terdeteksi.

“Masalahnya HIV ini sekali terdiagnosa seumur hidup, jadi saat ini belum ada obat yang benar-benar menghilangkan kuman itu dari tubuh kita, obatnya itu baru pada tahap penurunan jumlah virus, sampai targetnya undetectable,” tuturnya.

Ia menjelaskan bahwa jika pasien mengonsumsi obat secara rutin, jumlah virus dalam tubuh dapat ditekan hingga risiko penularannya menurun.

“Kalau si pasien terjangkit itu diberikan obat rutin, seumur hidup, jumlah virus di dalam tubuhnya akan turun, kalau sampai undetectable itu risiko penularannya dapat ditekan, dan kualitas hidupnya akan meningkat,” terangnya.

Dengan pengobatan yang tepat, perkembangan penyakit dapat dicegah agar tidak mencapai stadium lanjut.

“Jadi tidak cepat sampai AIDS tadi terminal stadium tiga hingga empat, jadi daya tahan tubuhnya bisa lebih baik dan tidak mudah terserang penyakit,” tukasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa salah satu penyebab kematian tertinggi pada pasien HIV adalah infeksi TBC, terutama TBC otak atau meningitis.

“Yang paling sering menyebabkan kematian pada pasien HIV adalah TBC, apalagi sampai TBC otak atau meningitis, infeksi kripto itu yang banyak menyebabkan kematian. AIDS ini kan ada stadium satu, dua, tiga, dan empat,” katanya.

Lebih jauh Istianah menuturkan, untuk tahun 2025, data terbaru mengenai jumlah pasien HIV masih dalam proses pengumpulan melalui sistem pencatatan yang terintegrasi.

“Untuk tahun 2025 ini sudah ada data baru pasien terjangkit HIV, tetapi kita belum kumpulkan datanya karena kita by sistem,” ujarnya.

Di Kabupaten Serang, kata Isti, layanan konseling dan tes HIV telah tersedia di seluruh puskesmas. “Kita punya fasilitas pelayanan untuk HIV, semua puskesmas di Kabupaten Serang, ada 31 puskesmas sudah mampu melakukan pelayanan konseling dan tes, bahkan sudah ada 22 puskesmas yang sudah mampu sampai tahap pengobatan,” tuturnya.

Baca Juga :  Satu Warga Kabupaten Serang Meninggal Akibat DBD

Dinkes menargetkan agar semua puskesmas dapat memberikan layanan pengobatan, meskipun petugas medis harus menjalani pelatihan khusus terlebih dahulu.

“Target kita semua puskesmas dapat sampai pada tahap pengobatan, karena bertahap mengingat semua petugasnya harus melalui pelatihan khusus, tetapi untuk konseling dan tes semua puskesmas sudah mampu, ditambah enam rumah sakit yang ada di Kabupaten Serang,” jelasnya.

Sementara itu, target pemeriksaan HIV tahun ini masih menunggu arahan dari Kementerian Kesehatan. “Untuk target kita biasanya menggunakan rasio jumlah penduduk, kebetulan dari Kemenkes belum mengeluarkan target tahun ini, tapi kurang lebih akan sama seperti tahun sebelumnya,” tandasnya.

Penulis: Rasyid
Editor: TB Ahmad Fauzi

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News