SERANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten meluncurkan program Pos Terpadu Cegah dan Tanggulangi Stunting Banten atau Poster Cetting Banten. Program ini diluncurkan dalam upaya penurunan angka stunting di Provinsi Banten.
Berdasarkan informasi, program Poster Cetting merupakan upaya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten melalui Dinkes Provinsi Banten dalam penanggulangan stunting dari berbagai pihak dalam satu wadah agar lebih terintegrasi.
Kepala Dinkes Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti mengatakan, Poster Cetting merupakan sebuah wadah atau sarana komunikasi dan tempat berkumpul untuk mempromosikan suatu program dengan berbagai kegiatan terintegrasi di dalamnya yang dikemas secara menarik dan sederhana agar mudah dipahami oleh masyarakat dan para pemangku kepentingan.
“Harapannya, program ini dapat dipahami oleh masyarakt dan para pemangku kepentingan sehingga dapat turut serta mencapai target bersama yaitu pengurangan stunting di Banten,” kata Ati, Sabtu (28/10/2023).
Lebih lanjut, Ati mengungkapkan, program tersebut akan diluncurkan pada 30 Oktober 2023 hingga 8 Desember 2023. Untuk uji coba akan dilakukan di empat desa dan empat kelurahan yang terdapat di delapan kabupaten/kota se-Provinsi Banten.
Adapun lokasinya yaitu di Posyandu Panggilingan, Desa Pandat – Kabupaten Pandeglang; Posyandu Flamboyan 9 di Desa Pasir Tanjung – Kabupaten Lebak; Posyandu Lestari di Desa Domas – Kabupaten Serang; Posyandu Nusa Indah 1 di Desa Kadu Jaya- Kabupaten Tangerang.
Posyandu Aster III di Kelurahan Bendungan – Kota Cilegon; Posyandu Cumi-cumi di Kelurahan Banten- Kota Serang. Posyandu Mawar Indah 2 di Kelurahan Kunciran Indah – Kota Tangerang dan Posyandu Kangkung di Kelurahan Pondok Jagung Timur – Kota Tangerang Selatan.
Ati menjelaskan, dalam Poster Cetting terdapat 10 langkah, yaitu, satu, menganalisis berbagai masalah dalam penanganan stunting di Banten sengan metode SWOT (strenght, weeknes, oportunities and threats).
“Langkah dengan metode SWOT ini yang akan menjadi pedoman pembentukan dan penentuan kegiatan Poster Cetting,” jelasnya.
Dua, menyusun perubahan rencana strategis,
tiga, menentukan rencana strategis pemasaran yang dapat diterima dan diadopsi masyarakat. Empat, identifikasi pemangku kebijakan agar dapat mempengaruhi atau dipengaruhi dalam tercapainya program atau kegiatan.
Lima, menentukan rencana strategis komunikasi untuk menggerakkan para pemangku kebijakan. Enam, pengurangan risiko agar tujuan jangka pendek, menengah dan panjang dapat terlaksana dengan baik.
Tujuh, pemilihan mata pelatihan pilihan yang mendukung rencana proyek perubahan, yaitu membangun branding berkelanjutan pada organisasi pemerintah, membina kerjasama tim dan merumuskan kebijakan publik menggunakan big data analysis.
Delapan, menentukan rencana strategis kebutuhan atau pengembangan komptensi baru yang harus dikuasai oleh siapapun agar pelaksanaannya dapat diadopsi oleh siapapun secara efektif dan efisien.
Sembilan, pemetaan sikap dan perilaku kepemimpinan yang dilakukan oleh peserta dan mentor agar dapat menemukan celah yang kemudian bisa diperbaiki melalui rencana strategis pengembangan potensi diri.
Sepuluh, melakukan monitoring dan evaluasi dengan sistem otomasi.
Ati menuturkan, dalam program ini juga terdapat sejumlah layanan yang dapat diakses masyarakat, yaitu, bersama layanan jejaring cegah dan tanggulangi stunting (Belanja Cetting).
Layanan intervensi spesifik dengan pemberian formula 100 dan pangan lokal pada penderita stunting gizi buruk, gizi kurang, ibu hamil KEK dengan pantauan yang ketat dari dokter dan tenaga gizi (Tensi 100/lokal)
“Ada juga Tensi Normal yaitu intervensi spesifik dengan pemberian vitamin, obat, imunisasi dan mineral pada balita dan ibu hamil oleh bidan,” tuturnya.
Layanan lain berupa, surveilance penyakit dan gizi (Suspensi), layanan remaja, calon pengantin dan wanita usia subur sehat (Remantinus Sehat). Layanan pengendalian penanggulangan pengakit dan gerakan masyarakat sehat (Dulang Emas).
Layanan tumbuh dan berkembang penanganan gawat darurat pada ibu hamil dan balita (Timbang Nagadadu). Layanan kesehatan untuk lindungi, tanggulangi dan intervensi penurunan stunting (Kulintang Internusa), layanan gerakan sadar sanitasi (Gerasi).
Pelibatan organisasi profesi, organisasi masyarakat,tokoh agama dan tokoh masyarakat (Popi dan Mas Tomas) dan pelibatan dunia usaha/swasta dan pergerakan masyarakat (Padu Perekat).
Ati menambahkan, semua layanan dalam program ini juga akan melibatkan tenaga kesehatan terlatih.
Layanan tersebut GRATIS tanpa di pungut biaya.
“Selain itu juga melibatkan fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta, organisasi profesi kesehatan, kader kesehatan, lPKK,Pramuka, Dharma Wanita, tokoh agama, tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat,” imbuhnya.
Ayooo..ke POSTER CETTING!!! (ADV)