Beranda Pemerintahan Dinilai Buruk, Mahasiswa Soroti Peran Pemkab Lebak pada Infrastruktur

Dinilai Buruk, Mahasiswa Soroti Peran Pemkab Lebak pada Infrastruktur

Kondisi infrastruktur jembatan di Kampung Bantar Kidang, Desa Gunung Gede, Kecamatan Pangarangan. (foto istimewa).

LEBAK – Permasalahan infrastruktur masih menjadi tantangan besar di Provinsi Banten, khususnya di Kabupaten Lebak. Salah satu daerah yang terdampak parah adalah Kampung Bantarkidang, Desa Gunung Gede, Kecamatan Panggarangan.

Kondisi jalan yang rusak selama puluhan tahun menjadi rintangan bagi warga untuk melakukan berbagai aktivitas, bahkan menyebabkan kecelakaan. Menyikapi hal ini, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Federasi Olahraga Mahasiswa (FORMASI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten menyoroti persoalan tersebut.

Syafitri, salah satu anggota UKM FORMASI mengatakan, jika keresahannya karena hingga kini belum ada tindakan nyata dari pemerintah dalam menangani kondisi jalan yang memprihatinkan.

“Warga terpaksa melakukan swadaya untuk memperbaiki infrastruktur agar tetap bisa digunakan,” kata Syafitri dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/2/2025).

Selain itu, Roni, warga Kampung Bantarkidang, Desa Gunung Gede, Kecamatan Panggarangan, menuturkan bahwa masyarakat rutin melakukan bergotong royong di setiap tahunnya guna memperbaiki jalan dan jembatan yang telah rusak.

Namun, perbaikan ini sepenuhnya bergantung pada iuran masyarakat dan kas kampung, bahkan menggunakan hasil penjualan barang dagangan warga di kota.

“Hingga saat ini, tidak ada dana yang diberikan oleh Kepala Desa setempat ataupun dari Pemerintah Kabupaten Lebak untuk mendukung perbaikan infrastruktur tersebut,” ucap Roni.

Menurutnya, jalan tersebut merupakan akses utama menuju kantor kecamatan, sehingga warga tidak memiliki pilihan lain selain menggunakannya.

“Kerusakan yang parah menyebabkan laju kendaraan melambat hingga hanya mampu melaju dengan kecepatan 5 hingga 20 km/jam,” imbuhnya.

Senada dengan Roni, Unes, warga Kampung Bantarkidang, Desa Gunung Gede, Kecamatan Panggarangan juga mengaku sangat terganggu dengan kondisi tersebut.

“Kalau jalannya bagus, perjalanan ke pasar dan kecamatan cuma 40 menit, tetapi karena kondisi jalan rusak parah, waktunya bisa lebih lama, bisa sampai 2 jam 50 menit,” ungkapnya.

Baca Juga :  Walikota Instruksikan Bongkar Tembok Beton Penghalang Rumah Warga Ciledug

Ia menyampaikan, masalah ini semakin serius bagi warga yang membutuhkan akses cepat menuju fasilitas kesehatan. Satu-satunya fasilitas kesehatan terdekat berada di Desa Gunung Gede, yang memerlukan waktu sekitar 2 jam 30 menit perjalanan dengan berjalan kaki karena kendaraan roda empat tidak dapat melintas di jalan tersebut.

“Selain berdampak pada mobilitas, kerusakan jalan juga menyebabkan kerugian material bagi warga. Banyak kendaraan roda empat mengalami patah as roda akibat lubang jalan, sementara kendaraan roda dua sering mengalami kerusakan pada bagian roda dan suspensi,” ucapnya.

Ia mengungkapkan, keluhan warga telah berulang kali disampaikan dalam rapat desa, tetapi hingga kini belum ada solusi konkret. Tak hanya itu, masalah infrastruktur tersebut juga berimbas pada akses pendidikan. Dimana anak-anak di kampung hanya dapat bersekolah hingga tingkat sekolah dasar (SD).

“Untuk melanjutkan ke jenjang SMP atau SMA, mereka harus menempuh perjalanan puluhan kilometer. Saat musim hujan, perjalanan menjadi lebih berbahaya karena banjir seringkali menghambat perjalanan, bahkan membuat anak-anak terpaksa pulang larut malam atau tidak berangkat sekolah sama sekali,” ujarnya.

Ia berharap, agar Pemerintah Desa dan pihak terkait segera mengambil tindakan nyata dalam memperbaiki infrastruktur serta meningkatkan akses terhadap layanan mendasar seperti pendidikan dan kesehatan untuk masyarakat.

“Semoga saja Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi untuk segera turun tangan, melihat langsung kondisi di lapangan, serta memperbaiki akses jalan utama yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan warga,” harapnya.

Untuk diketahui, kampung Bantarkidang dihuni oleh sekitar 120 Kepala Keluarga (KK), sementara 40 Kepala Keluarga lainnya memilih tinggal di kota.

Terkait hal ini belum ada tanggapan dari pihak Pemkab Lebak.

Penulis: Sandi Sudrajat
Editor: Usman Temposo

Baca Juga :  Flyover Cisauk dan Jaringan Jalan di Dadap Kali Prancis Segera Dibangun Bulan Depan

 

Tags:jalan rusak, puluhan tahun, mahasiswa.

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News