Beranda Peristiwa Diduga Dipukul Temannya, Murid SD di Kabupaten Serang Harus Operasi Usus Buntu

Diduga Dipukul Temannya, Murid SD di Kabupaten Serang Harus Operasi Usus Buntu

MAAF korban kekerasan teman sekolahnya menjalani perawatan di RSKM Cilegon. (Foto: Istimewa)

KAB.SERANG – Seorang murid Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Serang berinisial MAAF menjadi korban kekerasan oleh teman sekolahnya. Akibat kejadian itu, ia harus menjalani operasi usus buntu.

Kerabat korban, Abdul Rozak mengatakan, korban mengalami kekerasan dengan cara dipukuli di bagian perut oleh teman kelasnya.

Korban yang duduk di kelas 4 SD bahkan harus menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Krakatau Medika (RSKM) Cilegon.

“Perutnya dipukuli oleh temannya,” katanya kepada wartawan, Selasa (5/11/2024).

Rozak menuturkan, aksi pemukulan tidak hanya dilakukan sekali. Korban diduga dipukuli selama tiga hari berturut-turut dari tanggal 30 Oktober sampai 1 November 2024.

“Malam Sabtunya, (korban) kesakitan parah,” imbuhnya.

Aksi kekerasan diduga dilakukan saat jam istirahat. Terduga pelaku yang juga masih di bawah umur memaksa korban bermain tinju meski korban menolak.

“Perut bagian kanan mengalami pembengkakan. Kalau kata dokter kondisi ususnya sudah parah,” ujarnya.

Menurut Rozak, keluarga korban meminta pihak sekolah ikut terlibat dalam penyelesaian kasus tersebut. Ia berharap ada mediasi antara orang tua korban dan terduga pelaku, terlebih karena dugaan kekerasan tersebut dilakukan oleh anak di bawah umur.

“Bagaimana pun bullying harus ditiadakan, pihak sekolah harus melakukan antisipasi dan pencegahan, jangan terkesan mewajarkan,” pungkasnya.

Terpisah, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan SD, Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Serang, Janjusi mengatakan pihaknya masih melakukan penelusuran terkait dugaan kekerasan dengan korban dan terduga pelaku di bawah umur tersebut.

“Kita liat nanti kejadiannya seperti apa, kita masih telusuri. Kondisinya seperti apa, kejadiannya seperti apa, akan kita tindaklanjuti,” ujarnya.

Saat ini, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah agar bisa mengantisipasi sedini mungkin kekerasan di lingkungan sekolah.

“Kita sudah berikan sosialisasi baik ke sekolah ataupun ke kepala sekolah ataupun ke guru. Cuma memang sering kali kondisi di sekolah di luar kontrol,” imbuhnya.

(Dra/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News