Disclaimer: Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
KAB. SERANG – Seorang warga Kampung Lebak, Desa Bakung, Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, nekad mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Warga bernama Ansori (42) itu melakukan aksinya diduga lantaran depresi.
Berdasarkan informasi, jasad korban ditemukan menggantung di saung tidak jauh dari rumah orang tuanya di Kampung Kedawung, Desa Blokang, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Jumat (6/12/2024) sekira pukul 10.30 WIB.
Belum diketahui penyebab korban mengakhiri hidup dengan cara gantung diri. Namun, dari keterangan pihak keluarga, korban mengalami gangguan kejiwaan.
Untuk penyelidikan lebih lanjut, jasad korban dilarikan ke RS Bhayangkara di Kota Serang.
“Untuk penyebab kematian masih diselidiki. Dari informasi pihak keluarga, korban diketahui mengalami depresi,” kata Kapolsek Pamarayan, Iptu Priyanto.
Priyanto mengatakan, jasad korban yang tergantung di dalam saung di kebun milik warga ini pertama kali ditemukan oleh Kunaya, warga setempat yang kebetulan melintas untuk mengambil rumput.
“Jasad korban ditemukan dalam kondisi menggantung dengan posisi leher terjerat tambang plastik yang diikat pada atap bambu. Penemuan tersebut selanjutnya dilaporkan ke warga sekitar,” ujarnya.
Mengetahui adanya warga yang gantung diri, lanjur Priyanto, anggota Polsek Pamarayan bersama petugas Inafis Satreskrim Polres Serang segera mendatangi lokasi kejadian. Setiba di lokasi, petugas segera melakukan pengamanan lokasi dan melakukan olah TKP.
“Setelah dilakukan pemeriksaan dan olah TKP, jasad korban selanjutnya dilarikan ke RS Bhayangkara yang untuk pemeriksaan medis,” katanya.
Dikatakan Priyanto, tiga hari sebelumnya, korban yang merupakan warga Kecamatan Cikande datang ke rumah orang tuanya di Kecamatan Bandung. Di kampung ini, korban kerap jalan kaki di sekitar kampung membawa palu besar.
“Selama berada di rumah orang tuanya, korban sering keluar rumah. Jalan kaki membawa palu besar sambil bicara sendiri, layaknya orang depresi,” tuturnya.
Menurutnya, kondisi tersebut dibenarkan kakak korban bahwa sejak 2 tahun kebelakang korban mengalami depresi. Meski begitu, pihak keluarga tidak mengetahui penyebab korban depresi.
“Pihak keluarga membenarkan jika korban mengalami depresi namun tidak tahu penyebabnya. Saat ini korban masih berada di RS Bhayangkara dan akan diserahkan kepada pihak keluarga setelah pemeriksaan medis selesai dilakukan,” tutupnya.
Penulis : Ade Faturrohman
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd