Beranda Pendidikan Di Tengah Pandemi, Ini Terobosan Unpam untuk Mahasiswa Kurang Mampu di Banten

Di Tengah Pandemi, Ini Terobosan Unpam untuk Mahasiswa Kurang Mampu di Banten

Ilustrasi - foto istimewa danadidik.com

 

SERANG – Situasi Pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi keberlangsungan lembaga pendidikan tinggi swasta di Banten. Banyak kampus swasta di Banten terseok-seok melewati masa pandemi, khususnya untuk menghidupi operasional kampus di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu.

Di sisi lain, kebutuhan untuk dapat mengakses pendidikan tinggi oleh masyarakat Banten begitu tinggi. Kampus yang memasang tarif sesuai kemampuan masyarakat ekonomi kecil di Banten menjadi harapan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tinggi yang merakyat.

Rektor Universitas Pamulang (Unpam) Dr. Nurzaman mengaku terpanggil untuk menjawab kebutuhan masyarakat Banten akan kebutuhan pendidikan yang terjangkau. Nurzaman menyatakan Unpam sebagai salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) menyasar masyarakat tidak mampu secara ekonomi dan secara akademik.

“Unpam hadir di tengah masyarakat yang ingin menempuh pendidikan tinggi bagi masyarakat yang kurang mampu. Berdasarkan hasil observasi kami ternyata banyak lulusan SMA dan SMK yang tidak melanjutkan pendidikan alasanya kenapa? Tidak cukup uang untuk biaya kuliah,” kata Rektor didampingi Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama, Dr. Dewi Anggraeni, Kamis (18/3/2021).

Unpam sebagai bagian dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Banten sengaja melakukan terobosan yang mengedepankan situasi ekonomi masyarakat Banten, khususnya dari kalangan menengah ke bawah untuk mengenyam jenjang pendidikan tinggi dengan biaya murah namun tetap menjaga kualitas dan kompetensi lulusan.

Wakil Rektor IV Bidang Kerjasama, Dewi Anggraeni menambahkan bahwa pembukaan Universitas Soetomo Serang di bawah Yayasan Sasmita Jaya yang masih satu manajemen dengan Unpam menjadi bentuk kontribusi yayasan kepada masyarakat Banten untuk mengenyam pendidikan tinggi. “Tujuan kami untuk meningkatkan pengetahuan, skill generasi muda di Banten, dengan biaya terjangkau,” kaat Dewi berbincanh dengan BantenNews.co.id.

Secara kualitas, Dewi menyebutkan Unpam saat ini loncat dari peringkat 97 menjadi peringkat 55 perguruan tinggi di tingkat nasional dari total 4000 lebih perguruan tinggi di Indonesia. “Kami sudah di peringkat 100 besar itu sudah menggambarkan kualitas Unpam bisa bersaing dengan perguruan tinggi lain, kami bisa pastikan kualiatas kami tidak rendah,” jelasnya.

Mengenai besaran biaya kuliah, Dewi menjelaskan perguruan tinggi, khususnya swasta secara otonom dapat menentukan besaran biaya secara mandiri tanpa intervensi pemerintah. “Ini dikuatkan statemen dari Kepala Lembaga LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IV, Jawa Barat dan Banten) Prof. Umam Suherman, yang memberikan pernyataan bahwa (biaya kuliah merupakan) ranah perguruan tinggi masing-masing. Bukan kewenangan Dikti, Kemendikbud maupun LLDIKTI, apalagi Pemerintah Daerah,” tandasnya.

Besaran biaya kuliah di Universitas Soetomo Serang sendiri hanya Rp900 ribu per semester tanpa uang bangunan dan biaya lain. Artinya, mahasiswa hanya membayar Rp150 per bulan.

Dikatakan Dewi, Unpam sendiri sangat terbuka membuka ruang dialog untuk berbagi informasi terkait manajerial pengelolaan perguruan tinggi. “Kami juga sebelumnya sudah beberapa kali komuniaksi dengan APTISI, baik itu Rektor yang lama (Dr. Dayat Hidayat) maupun rektor yang baru (Dr. Nurzaman). Unpam juga menerima studi banding hampir tiap bulan bukan hanya dari kampus di Banten, tapi dari Kalimantan, Sulawesi, Lampung dan daerah lain.”

Salah satu program unggulan di Unpam, kata dia, akan berlaku di Kota Serang yakni beasiswa penuh untuk kamun disabilitas. Mahasiswa disabilitas mendapatkan kuliah gratis hingga lulus. “Khusus untuk program ini, kami siapkan laptop khusus untuk mereka, hasil dari kerja sama dengan IBM. Kami tidak membuat kelas khusus, tapi kami menyediakan pendamping bagi mahasiswa disabilitas.”

Selain itu, Dewi menambahkan program beasiswa mandiri kewirausahaan menjadi salah satu alternatif bagi mahasiswa. Melalui unit-unit produksi seperti air mineral, perbengkelan, produksi coklat, cup lampu mahasiswa praktik untuk mendapat uang saku dan uang SPP. “Unit produksi itu dikelola oleh dosen dan mahasiswa Unpam.”

Unpam sendiri memfasilitasi pendidikan tinggi mulai dari pramukantor, sekuriti, staf administrasi, staf pendidikan dalam ikatan dinas. Bukan cuma jenjang S-1 melainkan hingga pascasarjana. “Ada juga (sekuriti) yang sampai jadi dosen di Unpam setelah melalui tahap seleksi,” jelasnya.

Ketua APTISI Banten, Abas Sunarya mengakui adanya dinamika dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi swasta di Banten. Ada sebagian kampus di Kota Serang yang merasa riskan dengan kehadiran Unpam yang melebarkan sayap ke Kota Serang dengan biaya kuliah yang relatif lebih ringan. “Kami di Tangerang sebenarnya tidak terdampak langsung, justru yang di Kota Serang dan Cilegon yang khawatir. Tapi persitiwa kemarin banyak disalahartikan, padahal saya sudah sampaikan ke media secara lengkap. Saya tidak ada niat untuk melarang Unpam. Saya hanya menyampaikan keluhan anggota saja dan itu sifatnya menghadiri mediasi Walikota Serang (Senin, 15 Maret 2021),” kata Abas.

Ada banyak tema dialog dalam pertemuan dengan Walikota Serang Syafrudin. Mulai dari kebutuhan lulusan perguruan tinggi yang sesuai dengan karakter Kota Serang, dan salah satunya menyangkut kehadiran Universitas Soetomo Serang. Dalam pandangan Abas,
kondisi Pandemi Covid-19 banyak berpengaruh terhadap kelangsungan perguruan tinggi swasta di Banten. Pihaknya mencatat setidaknya ada 102 perguruan tinggi swasta di Banten. Kondisi kampus swasta saat ini sangat mengkhawatirkan. “Kami ingin perguruan tinggi yang kecil ini jangan sampai habis. Harus ada keseimbangan,” kata dia.

Pihaknya justru mengacungi jempol terhadap Unpam yang tetap stabil menjalankan pengelolaan pendidikan tinggi di tengah pandemi. “Kami salut kepada Unpam, kok bisa. Yang lain bagaimana supaya bisa juga belajar (manajemen pendidikan dari Unpam). Kami mau baik-baik jangan dipatahkan, ujarnya. (you/red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News