Siapa yang tak mengenal gitaris legendaris Eddie Van Halen. Melalui jemarinya yang lincah, band yang terbentuk di Pasadena, California, Amerika Serikat itu menjadi magnet penikmat musik genre hard rock bercampur glam metal.
Tapi siapa sangka bahwa Eddie yang memiliki nama lengkap Edward Lodewijk van Halen memiliki darah Lebak, Banten. Gitaris yang piawai dalam teknik tapping dan arpegio itu anak dari seorang perempuan asal Rangkasbitung, Banten bernama Eugenia Van Beers. Eugenia Van Beers lahir di Lebak, Banten pada 21 September 1914 silam.
“Born in Amsterdam, Netherlands, Edward Lodewijk van Halen (Dutch: [ˈɛdʋɑrt ˈloːdəˌʋɛik fɑn ˈɦaːlə(n)]) was the son of Jan van Halen and Eugenia (née van Beers). Jan was a Dutch jazz pianist, clarinetist and saxophonist, and Eugenia was an Indo (Eurasian) from Rangkasbitung on the island of Java in the Dutch East Indies. The family eventually settled in Nijmegen, Netherlands,” tulis Wikipedia mengenai Eddie.
Darah musik mengalir di tubuh Eddie dari ayahnya bernama Jan van Halen. Jan merupakan musisi Belanda yang piawai memainkan piano, klarinet dan tentu saja saxsophone membawakan alunan jazz. Sedangkan sang Ibu, Indo dari Rangkangbitung, Lebak, Banten.
Perjalanan karir
Eddie dan saudaranya Alex membentuk sebuah band pada tahun 1972. Dua tahun kemudian, band ini berganti nama menjadi “Van Halen” dan, pada saat yang sama, menjadi bagian penting dari musik Los Angeles saat bermain di klub-klub terkenal seperti Whiskey a Go Go. Pada tahun 1977, Warner Records menawarkan Van Halen kontrak rekaman.
Setelah dirilis pada tahun 1978, album band Van Halen mencapai nomor 19 di tangga musik pop Billboard, menjadi salah satu debut rock yang paling sukses secara komersial. Pada awal 1980-an, Van Halen adalah salah satu band rock paling sukses. Album 1984 meraih Platinum lima kali setahun setelah dirilis. Single utama “Jump” menjadi hit pop nomor satu pertama dan satu-satunya band meraih nominasi Grammy Award.
Band ini memenangkan Grammy Award 1992 untuk Best Hard Rock Performance dengan Vokal untuk album For Unlawful Carnal Knowledge. Pada tahun 2019, band ini menduduki peringkat ke-20 di daftar RIAA artis terlaris dengan 56 juta penjualan album di Amerika Serikat dan lebih dari 80 juta di seluruh dunia.
Selain itu, Van Halen memetakan 13 hit nomor satu dalam sejarah tangga lagu Mainstream Rock Billboard; Sementara itu, VH1 peringkat ketujuh band dalam daftar 100 artis hard rock teratas sepanjang masa dan, pada tahun 2007, Van Halen dilantik ke dalam Rock and Roll Hall of Fame. Secara individual, Eddie van Halen menerima pujian dan julukan salah satu Dewa Gitar.
Namun kabar duka datang pada Selasa 6 Oktober 2020 lalu. Eddie meninggalkan kita semua. “Dunia telah kehilangan @eddievanhalen di tahun 2020. Gitaris @VanHalen yang memiliki ibu berasal dari Rangkasbitung,” tulisnya Pengamat musik Adib Hidayat melalui akun Twitternya @AdibHidayat, dilansir dari Suara.com.
Eddie Van Halen wafat dalam usia 65 tahun karena kanker tenggorokan. Berita sedih itu, menyebutkan bahwa rocker legend itu meninggal dunia pada Selasa (6/10/2020) silam. Kabar duka disampaikan langsung oleh sang putra, Wolfgang Van Halen, via media sosial Instagram atas nama akun pribadinya, @wolfvanhalen.
“Rasanya tidak percaya, harus menuliskan kabar berpulangnya ayah saya, Edward Lodewijk Van Halen, setelah perjuangan panjang melawan kanker … I love you so much, Pop,” demikian antara lain bunyi petikannya.
Selamat jalan Eddie, Rangkasbitung mencatat nama besar dan karya-karyamu untuk khazanah musik dunia. Adieu…