CILEGON – Defisit anggaran Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon menjadi salah satu topik panas yang dilayangkan dua pasangan calon (paslon) Walikota – Wakil Walikota yang menjadi lawan petahana dalam debat kedua Pilkada Cilegon, Minggu (10/11/2024).
Fenomena adanya kekosongan kas daerah tersebut kini telah menjadi buah bibir tak hanya di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) bahkan hingga di kalangan masyarakat. Belakangan, dinamika kinerja keuangan eksekutif itu turut menjadi bahan pertanyaan oleh paslon nomor urut 1, Robinsar-Fajar, paslon nomor urut 3, Isro-Uyun, juga salah seorang panelis kepada paslon nomor urut 2 Helldy-Alawi sebagai calon petahana.
Dari pantauan, topik defisit pertama kali dilontarkan paslon Robinsar-Fajar dalam segmen penyampaian visi-misi. Pada segmen berikutnya, panelis juga sempat menanyakan terkait kecenderungan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Cilegon yang mengalami penurunan sejak 2019-2023 kepada paslon Helldy-Alawi.
Puncak dari topik itu mencuat usai Paslon Isro-Uyun meminta tanggapan kepada Robinsar-Fajar terkait kondisi keuangan daerah yang tengah defisit dan cara penanggulangannya.
“Bagaimana strategi dan rencana Pak Robin dan Mas Fajar untuk tidak mengalami defisit dengan anggaran yang begitu banyak? Apa tanggapan Pak Robin terhadap defisit PAD hari ini yang hanya Rp400 miliar yang baru masuk (kas pendapatan daerah-red)?,” tanya Isro kepada Robinsar-Fajar.
Mendapat pertanyaan tersebut, Robinsar-Fajar berkomitmen defisit anggaran yang merugikan masyarakat itu tidak akan terulang kembali di pemerintahan mendatang. Di mana, paslon tersebut mengaku akan mengoptimalkan PAD dan mengajak para wajib dan objek pajak untuk lebih taat.
Selain menanggapi pertanyaan Isro-Uyun, Robinsar-Fajar juga mengungkapkan, kenyataan defisit anggaran bahkan telah berimbas pada banyaknya pegawai di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang belum menerima haknya.
“Kita harus prioritaskan apa yang memang menjadi haknya. Jangan sampai karena defisit anggaran, akhirnya ASN Cilegon tunjangan kinerjanya belum keluar,” ujar Robinsar.
Menanggapi pertanyaan dan pernyataan dari dua paslon, Helldy berusaha mengelak. Ia beralasan hal itu merupakan fitnah yang sengaja dipolitisasi. Ia juga mengklaim kondisi keuangan Kota Cilegon tidak dalam masalah.
“Ini perlu kami klarifikasi jangan sampai seluruh masyarakat memfitnah kita terus. Kami tadi sudah sampaikan PAD Cilegon itu selama 2016-2020 rata-ratanya itu Rp610 miliar atau Rp630 miliar. Di pemerintahan kami, kita sudah mencapai rata-rata sejak 2021-2023 itu Rp730 miliar sehingga ada kenaikan Rp80-100 miliar,” ujarnya bersemangat.
Helldy menambahkan, hal itu dapat dilihat pada Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD). Di mana rata-rata realisasi pendapatan daerah 71,08 persen dan belanja sebesar 63,46 persen.
“Realisasinya 69,12 dan belanjanya 63,81. Jadi tidak ada masalah (anggaran) di Kota Cilegon. Kalaupun ada OPD yang kemarin ada masalah tidak bisa digaji, saya yakin Pjs nanti akan bayar hari Senin atau Selasa, selesai masalah,” ucapnya kendati membenarkan fakta adanya pegawai yang belum digaji lantaran defisit anggaran.
Diketahui, debat kedua yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi swasta nasional itu dimulai pada pukul 14.00 WIB. Sedangkan tema yang diambil yaitu, ‘Memperkokoh NKRI dengan Sinkronisasi Pembangunan untuk Penyelesaian Persoalan Kota Cilegon’.
(STT/Red)