CILEGON – Persoalan pengangguran di Kota Cilegon menjadi pembahasan serius antara Komunitas Peduli Tenaga Kerja (Komputer) bersama bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Cilegon, Iye Iman Rohiman – Awab di Jungle Park Cilegon, Senin (24/8/2020).
Eben, salah seorang anggota Komputer dalam sesi diskusi mempertanyakan realitas maraknya keberadaan industri yang dianggapnya belum seimbang dengan kesejahteraan masyarakat.
“Industri di Kota Cilegon ini banyak, tapi belum sinkron dengan pemerintahan yang berjalan. Ironis, Cilegon yang masyarakatnya sedikit, perusahaannya banyak, tapi penganggurannya banyak. Program apa yang ditawarkan sehingga dapat menyerap tenaga kerja dengan baik?,” tanya warga Tegal Bunder, Kecamatan Purwakarta ini.
Menjawab pertanyaan itu, Iye Iman Rohiman mengaku bila dirinya mendapatkan kepercayaan masyarakat sebagai kepala daerah, maka ia mempersiapkan strategi agar dampak positif investasi yang masuk ke daerah dapat dirasakan betul oleh masyarakat.
“Kita akan mengedepankan pelayanan kepada investor maupun masyarakat, mulai dengan mempermudah perizinan hingga adanya kepastian lapangan kerja bagi masyarakat. Kota Cilegon ini adalah daerah yang kecil, tapi potensinya luar biasa dengan industri perdagangan dan jasa. Saya tidak bisa mensejahterakan masyarakat, tapi dengan kebijakan yang kita bangun, Insha Allah masyarakat akan sejahtera dengan sendirinya,” ujarnya.
Senada dikatakan Sahruji, Ketua Tim Pemenangan Iye-Awab. Menurutnya, untuk menghadapi persoalan pengangguran itu Kota Cilegon membutuhkan sosok figur dengan penuh keberanian yang didukung pula dengan kecerdasan seorang calon pemimpin.
“Perlu adanya kebijakan dari Walikota untuk menjawab persoalan pengangguran. Seperti ketika ada calon investor, diizinkan masuk tetapi paling tidak 70 persen tenaga kerja orang Cilegon mampu diserap. Untuk menguatkan rencana ini, seorang Walikota tentu punya kewenangan mengusulkan raperda kearifan lokal bagaimana agar tenaga kerja lokal terakomodir. Jadi ketika regulasi itu ada, maka siapapun investornya, dia akan dihadapkan dengan regulasi yang berlaku itu. Ini konsep yang riil, dan kita sama-sama mengingatkan kalau itu sudah ada,” katanya.
Sebagai mitra sejajar pemerintah, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Cilegon ini menambahkan perlunya ada sinergitas antara organisasi pengusaha dan pemerintah untuk mewujdukan hal itu. “Seperti ketika adanya investasi yang masuk, boleh proses pembangunan proyeknya ditunjuk maincon (kontraktor utama) dari pusat, asal pengusaha lokal, tenaga kerja lokal tetap dilibatkan dalam rangka mengurangi angka pengangguran tersebut,” imbuhnya.
Diskusi itu pun diakhiri dengan deklarasi dukungan kepada pasangan Iye-Awab. Ketua Umum Komputer, Maman Hilman menyebutkan bahwa kendati tanpa adanya kontrak politik, namun wadah yang terdiri dari sejumlah pengurus serikat perburuhan tersebut bersepakat untuk mendukung adanya perubahan.
“Pasangan Iye-Awab telah benar-benar membuktikan kepedulian terhadap buruh-buruh di Kota Cilegon. Jadi setelah banyak diskusi juga, akhirnya kita ketahui bahwa Iye-Awab memiliki konsep dan pemikiran yang sama dalam penyejahteraan buruh. Yaitu harus didukung kebijakan, baik itu dari Pemkot maupun kebijakan seperti yang disampaikan Haji Sahruji. Insha Allah pilihan kami tidak salah, karena pemerintah kota yang saat ini dan sebelumnya tidak perhatian, tidak peduli dan tidak tanggap terkait masalah tenaga kerja lokal,” terang mantan Ketua Federasi Serikat Buruh Krakatau Steel (FSBKS) dua periode ini. (dev/red)