SERANG– Namanya Cylova Zuleyka Hukmasabiyya (18), siswi berprestasi SMAN 2 Kota Serang yang mendapatkan tawaran beasiswa dari tiga kampus di Amerika Serikat. Dedikasi dan prestasinya dalam cabang olahraga tenis lapang, semakin mencuri perhatian banyak pihak.
Cylova telah menggeluti tenis lapang sejak usia dini. Bakat olahraga mengalir deras dalam darahnya, sang ayah merupakan mantan pemain sepakbola amatir, dan ibunya merupakan mantan atlet lari.
Cylova memiliki darah Timor Leste yang berasal dari ibunya yang memang lahir di sana tapi kemudian memilih kewarganegaraan Indonesia karena bersekolah di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Semangat dan kegigihan ras melanesia mengalir pada diri Cylova.
“Dulu sempet diajarin juga bahasanya tapi gak bisa,” ujarnya.
Uniknya, awal mula ketertarikan Cylova kepada tenis lapang bukan karena kedua orangtuanya. Tapi karena saat kecil, dirinya suka bermain permainan tenis lapang di playstation. Dari situ, dirinya kemudian bergabung di Zaenal Tenis Club (Zetec), Serang pada usia 6 tahun. Kini dirinya tergabung dalam Sportama Tennis Institute, Jakarta.
“Dulu aku awalnya sempet ikut (kompetisi) kelompok umur 16 terus masuk peringkat satu nasional,” kata Cylova.
Prestasi Cylova terus berlanjut hingga saat ini. Pada 2023 lalu, dirinya terpilih menjadi wakil Indonesia di Kejuaraan Billie Jean King Cup di Kazakhstan. Sampai hari ini, sudah puluhan prestasi ditorehkan dirinya dalam dunia tenis lapang.
Bahkan, baru-baru ini, saat teman-teman kelas XII lainnya sibuk persiapan SNBP, dirinya baru pulang dari kompetisi tenis yang diselenggarakan International Tenis Federation (ITF). Di kompetisi itu, hanya delapan orang termasuk dirinya yang mewakili Indonesia.
Berbagai capaian tersebut, kemudian membuat Cylova mendapatkan tawaran dari tiga kampus di Amerika Serikat, yaitu Murray State University, University of Texas, dan Our Lady of the Lake University.
Ketiga kampus tersebut menawarkan beasiswa karena Cylova masuk peringkat 500 besar dunia junior dari ITF. Di saat teman-temannya masih berjibaku dalam seleksi masuk perguruan tinggi lewat jalur SNBP atau SNBT, Cylova justru masih bingung untuk menentukan pilihan kampus.
“Ketiganya offering untuk full scholarship,” ujarnya.
Penggemar Serena William itu awalnya mengaku sempat kelimpungan untuk menyesuaikan kehidupan akademik dan olahraga. Apalagi, dirinya sering izin tidak masuk sekolah karena ikut kompetisi nasional dan internasional. Pada April mendatang saja, ia sudah akan berkompetisi lagi di Malaysia.
Tapi berkat dukungan keluarga dan guru-guru di SMAN 2 Kota Serang, kini Cylova sudah bisa menyesuaikan diri. Dia sadar kalau kehidupan akademik juga sama pentingnya dengan olahraga yang dicintainya.
“Awal emang susah karena aku fokus jadi atlet, tapi makin ke sini udah ngerti akademik sama pentingnya. Makanya aku usahain kalau lagi dispensasi aku tetep kerjain tugas dan kalau masih ada materi yang ga ngerti aku japri temen dan guru,” tuturnya.
Penulis: Audindra Kusuma
Editor: TB Ahmad Fauzi