KAB. SERANG – Stunting atau kondisi gagal tumbuh kembang pada anak masih menjadi persoalan prioritas yang ditangani oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya stunting diantaranya asupan gizi yang kurang, pola hidup yang tidak sehat serta sanitasi yang buruk.
Pencegahan stunting dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni dengan memenuhi kebutuhan gizi pada ibu hamil sampai dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). Dengan membawa balita ke Posyandu secara rutin untuk mendapat imunisasi dasar lengkap serta tambahan juga dapat mencegah balita terkena stunting.
Pemerintah pusat memiliki program strategi nasional (stranas) percepatan pencegahan stunting dengan target pada tahun 2024 dapat menurunkan prevalensi hingga 14 persen. Namun, pencegahan dan penanganan stunting memerlukan kerjasama dan koordinasi lintas sektor baik di tingkat pemerintah, swasta maupun masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang Agus Sukmayadi mengatakan pihaknya telah menetapkan 10 desa yang menjadi fokus utama untuk menurunkan stunting.
Berdasarkan hasil situasi analisis yang dilakukan oleh Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Serang telah ditetapkan 10 desa yang tersebar di 8 kecamatan yakni Desa Petir dan Desa Mekarbaru yang berada di Kecamatan Petir, Desa Pancanegara di Kecamatan Pabuaran, Desa Rancasumur di Kecamatan Kopo, Desa Panunggulan dan Desa Bojong Menteng di Kecamatan Tunjung Teja, Desa Parakan di Kecamatan Jawilan, Desa Mekarsari di Kecamatan Carenang, Desa Argawana di Kecamatan Puloampel, serta Desa Binuang yang berada di Kecamatan Binuang.
“Untuk menangani stunting pertama itu intervensi sensitif meliputi kegiatan yang bersifat non kesehatan contoh bagaimana dari tim percepatan itu melalui Dinas Perkim untuk melakukan percepatan ketersediaan air bersih, jamban keluarga kemudian dari Dinas Pertanian juga tentunya bagaimana masyarakat juga mengetahui dan dapat mengakses pangan yang bergizi,” ujar Agus.
Selanjutnya, melalui konvergensi program intervensi spesifik serta data yang tepat sasaran diharapkan prevalensi penurunan stunting per tahun dapat turun 3 hingga 4 persen. Dalam intervensi spesifik tersebut, Dinkes Kabupaten Serang juga memberikan berupa pemahaman dan sosialisasi terhadap remaja putri hingga calon pengantin.
“Lalu dari pelayanan kesehatan itu di sisi spesifik itu untuk anak yang sudah mengalami stunting dilakukan intervensi melalui pemberian makanan tambahan kemudian pelayanan kesehatan dan terhadap orangtua memberikan pemahaman bagaimana memelihara kesehatan bagi keluarga terutama dalam melakukan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS),” kata Agus.
Imunisasi Penting Cegah Stunting
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang, Istianah Hariyanti mengatakan pemberian imunisasi rutin dan tambaha pada anak sangat berkaitan erat untuk mencegah terjadinya stunting. Sebab dengan imunisasi, sistem kekebalan pada anak akan terbentuk dan dapat melindungi anak dari penyakit-penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi.
“Sangat besar kaitannya ya. Kalau anak itu tidak terimunisasi, dia sakit otomatis pasti gizinya atau makannya akan berkurang. Penyakit-penyakit yang dicegah dengan imunisasi ini benar-benar penyakit yang berbahaya yang bisa mengakibatkan kematian,” jelas Istianah.
Selain itu pencegahan stunting juga bisa dilakukan sejak dalam masa kandungan. Dengan ibu hamil rajin memeriksakan kandungannya ke Puskesmas atau rumah sakit terdekat maka perkembangan kehamilannya serta asupan makanannya dapat terpantau.
“Masa emas tumbuh kembang seorang anak itu dimulai sejak dalam kandungan saat kehamilan sampai usia 2 tahun. Kalau sampai usia kehamilan, masukan intake (asupan) gizi sangat kurang atau ibu menderita penyakit sehingga gizinya tidak tercukupi dengan baik nah bayinya bisa mengalami proses gagal tumbuh kembang,” kata Istianah.
Ia menambahkan melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang berlangsung selama Agustus hingga 14 September, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat terkait pentingnya imunisasi untuk mencegah stunting.
Stunting dapat berdampak serius yang tak hanya pada perkembangan fisik tetapi juga akan mempengaruhi perkembangan otak, mental serta emosional anak. Jika anak sudah menderita stunting maka kondisinya sangat sulit disembuhkan, apalagi kembali ke kondisi normal.
“Saat sosialisasi BIAN pun kita sampaikan juga bahwa salah satu manfaat BIAN ini untuk mencegah anak tidak sakit, kemudian juga supaya gizinya tidak turun menjadi stunting,” tutur Istianah.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menargetkan sebanyak 105.854 anak yang berusia 9-59 bulan untuk bisa mendapatkan imunisasi MR. Sementara itu, jumlah sasaran anak-anak di Kabupaten Serang yang termasuk harus mendapatkan Imunisasi Kejar yaitu terdiri dari imunisasi IPV adalah 25.247 anak, OPV sebanyak 28.105 anak, dan imunisasi DPT-HB-Hib yaitu 35.493 anak.
(ADV)