SERANG – Kualitas asupan makanan mempengaruhi tumbuh kembangnya seorang anak. Hal ini perlu dihindari agar anak tidak menderita stunting. Untuk itu, Dinkes Banten berpartisipasi aktif dalam pemberian makanan tambahan (PMT) kepada masyarakat.
Kepala Dinkes Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti mengatakan, penyebab stunting akibat gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama dari kehamilan hingga usia 24 bulan.
Sehingga intervensi pemerintah bagi anak-anak dengan memberikan makanan tambahan agar kebutuhan gizi tercukupi.
“Kondisi stunting bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak secara keseluruhan,” katanya.
Ia menjelaskan, anak yang terkena stunting dalam jangka pendek bakal mengalami terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta gangguan metabolisme.
Sementara dampak panjangnya, berpotensi menurunkan kemampuan perkembangan kognitif anak, kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit.
Kemudian, risiko tinggi munculnya penyakit metabolik seperti kegemukan, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah, dan kesulitan belajar.
“Bahkan, ketika sudah dewasa nanti, anak dengan tubuh pendek akan memiliki tingkat produktivitas yang rendah dan sulit bersaing di dalam dunia kerja,” jelasnya.
Khusus bagi anak perempuan yang menderita stunting, kata Ati, berisiko mengalami masalah kesehatan dan perkembangan pada keturunannya saat sudah dewasa.
“Hal tersebut biasanya terjadi pada wanita dewasa dengan tinggi badan kurang dari 145 centimeter karena mengalami stunting sejak kecil,” ujarnya.
Selain itu, Ibu hamil yang bertubuh pendek di bawah rata-rata (maternal stunting) akan mengalami perlambatan aliran darah ke janin serta pertumbuhan rahim dan plasenta. Bukan tidak mungkin, kondisi tersebut berdampak pada kondisi bayi yang dilahirkan.
Bayi yang lahir dari ibu dengan tinggi badan di bawah rata-rata, berisiko mengalami komplikasi medis yang serius, bahkan pertumbuhan yang terhambat.
Perkembangan saraf dan kemampuan intelektual bayi tersebut bisa terhambat disertai dengan tinggi badan anak tidak sesuai usia.
“Selayaknya stunting yang berlangsung sejak kecil, bayi dengan kondisi tersebut juga akan terus mengalami hal yang sama sampai ia beranjak dewasa,” terangnya.
Dengan demikian, pemberian makanan tambahan bertujuan untuk kesehatan bayi dan balita. Yang paling penting memastikan tumbuh kembang anak sesuai dengan umurnya, dan mencegah stunting.
“Program ini diadakan untuk mencegah stunting, yakni gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu yang lama. Kondisi ini menyebabkan peghambatan perkembangan dan pertumbuhan bayi sehingga bayi menjadi pendek,” tutupnya. (Adv)