SERANG – Nilai tukar petani (NTP) di Banten pada periode September 2023 mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen menjadi 109,29 dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini banyak dipengaruhi oleh turunya indeks harga yang diterima petani (It) dan indeks harga yang dibayar (Ib).
Berdasarkan hasil survey Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, It turun sebesar 0,18 persen, sedangkan Ib turun sebesar 0,55 persen.
Kepala BPS Provinsi Banten, Faizal Anwar menjelaskan, pada September 2024 terjadi penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga di Provinsi Banten sebesar 0,71 persen.
“Penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga terjadi pada tiga kelompok pengeluaran, yaitu Makanan, Minuman dan Tembakau; Transportasi; dan Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga,” kata Faizal, Jumat (1/11/2024).
Sedangkan kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga terjadi pada enam kelompok pengeluaran, yaitu Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya; Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran; Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga.
Pakaian dan Alas Kaki; Rekreasi, Olahraga, dan Budaya; dan Kesehatan. Sementara kelompok pengeluaran Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan; dan Pendidikan tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Lebih lanjut, Faizal mengungkapkan, nilai tukar usaha pertanian (NTUP) Banten pada September 2024 sebesar 113,88 atau turun 0,13 persen dibanding bulan sebelumnya.
Di sisi lain, harga gabah di tingkat petani pada September 2024 mengalami penurunan pada kualitas Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 0,86 persen dan penurunan pada kualitas Gabah Kering Panen (GKP) sebesar 1,27 persen.
“Rata-rata harga gabah bulan September 2024 di tingkat petani kualitas GKG sebesar Rp6.665, dan GKP Rp6.151 per kg. Untuk kualitas GKG, harga tertinggi sebesar Rp7.100 pada varietas Ciherang, dan harga terendah sebesar Rp6.000 pada varietas Ciherang,” ujarnya. (Mir/Red)