JAKARTA — Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso mengatakan BPN akan menarik para saksi perhitungan suara di Pemilu 2019 yang ditempatkan di KPU pusat hingga daerah.
Priyo mengatakan hal tersebut lantaran BPN telah menemukan berbagai kecurangan selama Pemilu berlangsung. Ia menyampaikan hal itu setelah menghadiri kegiatan pengungkapan kecurangan dalam Pilpres 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya Karta, Jakarta hari ini.
“Per tadi hari ini, diumumkan demikian. Dengan demikian seluruh saksi-saksi yang sekarang berada baik di KPU pusat, di provinsi, dan kabupaten kota, yang sekarang masih ada proses kami rencanakan dan kami perintahkan untuk ditarik,” ujar Priyo, Selasa (14/5/2019).
Sebelumnya, dalam kegiatan hari ini anggota tim IT BPN menyatakan Prabowo Sandi telah memperoleh sedikitnya 54,42 persen suara. Data ini didapatkan dari perolehan suara berbasis C1 yang dikumpulkan dari 444.976 TPS.
Angka ini berarti mengungguli pasangan Jokowi-Ma’ruf yang hanya mendapat angka total suara 44,14 persen suara.
Dari data tersebut Priyo mengatakan pihak BPN kini telah menyampaikan fakta hasil pemilu, kecurangan serta sikap yang diambil untuk menanggapi seluruh fakta tersebut.
Menurut dia, BPN tinggal menunggu apa yang akan dilakukan oleh KPU dan bagaimana masyarakat akan menyikapinya.
“Sekarang berpulang pada KPU RI dan berpulang pada yang sekarang pegang kekuasaan untuk bisa menilai dan melakukan langkah-langkahnya,” kata priyo.
Dalam pemaparan kecurangan oleh BPN itu, Rizal Ramli mengatakan telah banyak bukti kecurangan yang terjadi selama Pilpres 2019 ini. Hal itu bahkan bisa ditemukan setiap kali membuka laman berita media sosial.
“Klik saja link beritanya. Semua bukti kecurangan sudah ada di situ,” katanya.
Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno juga sempat memaparkan temuan kecurangan itu, salah satunya adalah politik uang.
Ia menyinggung soal tertangkapnya salah satu anggota TKN oleh KPK yang diketahui telah mengumpulkan ratusan ribu amplop untuk serangan fajar.
“Kita juga mencium politik uang yang sangat tajam. Salah satu orang penting tim kampanye nasional pasangan calon 01 tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dengan barang bukti ratusan ribu amplop berisi uang,” kata Sandi. (Red)
Sumber : Cnnindonesia.com