PANDEGLANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBDPK) Kabupaten Pandeglang mulai mempersiapkan diri untuk mengantisipasi musim kemarau. Pasalnya, selama musim kemarau banyak daerah di Pandeglang yang terdampak krisis air bersih.
Sekretaris BPBDPK Kabupaten Pandeglang, Nana Mulyana mengaku bahwa pihaknya sudah menerima surat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten terkait musim kemarau yang akan terjadi di Pandeglang.
Kata Nana, dalam surat tersebut dijelaskan bahwa BPBDPK Kabupaten Pandeglang harus mengambil langkah-langkah guna mengantisipasi musim kemarau dengan mempersiapkan sarana dan prasarana serta imbauan ke masyarakat agar mempersiapkan diri jika musim kemarau terjadi.
“Intinya kami sudah menerima surat dari BMKG, BNPB dan BPBD Banten perihal mengambil langkah-langkah mengantisipasi kekeringan,” kata Nana, Selasa (30/7/2024).
Nana juga mengaku sudah membuat surat imbauan ke masing-masing kecamatan terutama kecamatan yang sering terdampak musim kemarau agar menghemat air dan membuat penampungan air yang cukup besar. Tujuannya agar ketika musim kemarau masyarakat sudah mempunyai stok air untuk kebutuhan mereka.
“Kami membuat surat yang diinformasikan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan kecamatan untuk mengantisipasi musim kekeringan, di dalam surat itu mengimbau kepada masyarakat bahwa di musim kemarau yang akan dihadapi mereka harus menghemat air, mengisi embung atau tempat yang bisa menampung air yang banyak dan tidak membuka lahan dengan cara membakar agar tidak terjadi kebakaran hutan,” ungkapnya.
Berdasarkan pengalaman tahun lalu ada sekitar 26 kecamatan di Pandeglang yang mengalami krisis air bersih. Berdasarkan pengalaman itu pihaknya mencoba mengantisipasi dengan menambahkan armada pengangkut air.
“Kalau dari kami mempersiapkan mobil tangki air dengan tujuan ketika terjadi krisis air bersih kami bisa mengirim bantuan air bersih lebih banyak lagi. Sebab tahun lalu kami sempat kewalahan memenuhi kebutuhan air bersih karena jumlah armada yang terbatas,” terangnya.
Berdasarkan informasi dari BMKG, musim kemarau akan terjadi mulai Juli hingga Agustus bulan depan. Oleh karena itu, pihaknya harus mengantispasi krisis air bersih dimulai dari sekarang.
“Intinya kami mempersiapkan diri sebab prediksi dari dari BMKG dari Juli sampai Agustus mulai kemarau. Kalau dilihat dari cuaca sudah beberapa minggu tidak hujan tapi sementara ini tidak ada desa yang memohon bantuan air bersih, kami belum menerima surat itu,” ucapnya.
(Med/Red)