SERANG – Kawasan Pasar Induk Rau di Kota Serang kembali menjadi sorotan setelah dilanda banjir pada Senin, 9 Desember 2024. Fenomena ini bukan hal baru, karena setiap musim hujan, kawasan tersebut kerap terendam air akibat berbagai faktor yang saling berkaitan.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang, Diat Hermawan menjelaskan, banjir di kawasan tersebut terjadi akibat penyempitan saluran air. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penumpukan sampah, bangunan liar (bangli), serta endapan lumpur yang terus bertambah.
“Ada penyempitan oleh bangunan permanen dan semi permanen, juga penyempitan karena sampah. Sampah di sekitar pasar buah itu, lumayan banyak apalagi setelah banjir. Ditambah lagi endapan lumpur, sehingga kejadian seperti ini terus berulang tiap tahun,” ungkap Diat, Kamis (12/12/2024).
Diat menjelaskan, awalnya desain saluran irigasi di kawasan tersebut dibuat untuk menampung debit air yang tinggi. Namun, seiring waktu, penyempitan akibat faktor manusia dan alam membuat kapasitas saluran berkurang drastis.
“Awalnya desain saluran mampu menampung satu kubik air per detik, tapi sekarang karena penyempitan, kapasitasnya tinggal setengah kubik. Air yang tidak tertampung akhirnya meluap dan membanjiri sekitar,” ujarnya.
Mengatasi masalah banjir ini, Diat meminta masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan, khususnya dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta tidak membuang sampah sembarangan.
Ia juga menyoroti perlunya menghidupkan kembali budaya gotong royong dalam membersihkan lingkungan.
“Budaya lokal kita seperti gotong royong ini sudah mulai hilang. Kalau bisa diterapkan lagi, masalah seperti ini pasti bisa diminimalisir,” tambahnya.
Menurutnya, banjir di kawasan Pasar Induk Rau ini menjadi peringatan penting akan pentingnya menjaga lingkungan, baik dari pihak pemerintah maupun masyarakat.
“Jika tidak, persoalan ini akan terus menjadi momok di setiap musim hujan,” ujarnya.
Penulis : Ade Faturrohman
Editor : Tb Moch. Ibnu Rushd