Klenteng atau Vihara menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Tionghoa di seluruh dunia. Bahkan pada perayaan Imlek atau Tahun Baru Cina, Klenteng akan ramai dipadati warga etnis Tionghoa.
Di Provinsi Banten sendiri menyimpan jejak peradaban Tionghoa. Salaha satunya Klenteng Boen Tek Bio di Kota Tangerang.
Kota Tangerang dikenal sebagai salah satu kota dengan tingkat urbanisasi yang tinggi, beragam suku, budaya dan agama. Hal itu terlihat dari beberapa situs bersejarah di Kota Tangerang yang menyimpan histori tentang peradaban suku dari berbagai etnis.
Salah satunya Klenteng Boen Tek Bio yang merupakan tempat beribadah etnis Tionghoa dan menjadi salah satu cagar budaya di Kota Tangerang.
Klenteng Boen Tek Bio merupakan klenteng tertua yang berlokasi di dekat Kalipasir, tepatnya Jalan Bhakti No.14, RT.001/RW.004, Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Klenteng tersebut sudah berdiri sejak tahun 1684, letaknya yang tak jauh dengan Sungai Cisadane, menjadikan Klenteng Boen Tek Bio menyimpan peran penting dalam sejarah di Tangerang.
Apalagi klenteng ini dibangun secara gotong royong dan hingga kini bangunannya masih dipertahankan bentuknya.
Peradaban dan toleransi di Kota Tangerang begitu kental terjalin. Terbukti dari lokasi Klenteng Boen Tek Bio yang berdekatan dengan Masjid Agung Kalipasir yang juga merupakan cagar budaya, serta gereja Santa Maria.
Hal ini menunjukkan Kota Tangerang memiliki toleransi yang telah dibangun sejak lama.
Selain itu, Klenteng Boen Tek Bio yang buka 24 jam selalu ramai dikunjungi penduduk sekitar untuk beribadah. Bahkan adapula rombongan yang datang untuk mengenal sejarah dan keberagaman Tionghoa di sana.
Di mana tidak hanya tempat sembahyang, terdapat pula fasilitas lainnya seperti aula yang luas, toilet, kantor, dan juga minuman gratis bagi siapa saja yang berkunjung.
Klenteng Boen Tek Bio menjadi salah satu cagar budaya yang harus terus dijaga dan dilestarikan hingga generasi selanjutnya. Sehingga warisan budaya di Kota Tangerang tidak hilang ditelan zaman.
Tim Redaksi
