Oleh : Sri Mardiana, S.E., M.M, Dosen Prodi Manajemen Universitas Pamulang.
Demi memutus mata rantai penyebaran corona virus, pemerintah menetapkan PSBB hampir di semua wilayah yang menjadi pandemi terbesar, otomatis pusat bisnis, pertokoan dan perkantoran tidak beroperasi, kecuali swalayan yang menjual kebutuhan pokok dan pasar tradisional masih di ijinkan untuk beroperasi. Selama masa PSBB berlangsung, karyawan bekerja dari rumah, anak-anak belajar dari rumah dan semua aktivitas bisnis berpusat di rumah. Efek dari masa pandemi ini banyak orang yang kehilangan mata pencaharian, bahkan banyak karyawan mengalami PHK secara sepihak karena perusahaan tidak lagi produktif sehingga tidak mampu membayar gaji karyawannya.
Keadaan ini pasti menyebabkan kesulitan ekonomi dan memaksa tiap individu berpikir untuk mencari cara dalam menghasilkan uang demi keberlangsungan hidup mereka. Manusia punya kemampuan survival di saat keadaan terdesak, kemampuan survival yang mumpuni akan membuat manusia mampu menghadapi suatu situasi dengan kepala dingin. Dalam kondisi dunia saat ini, kemampuan untuk bertahan hidup bisa dibilang meningkat. Yang bertahan bukanlah manusia yang pintar dan cerdas namun manusia yang inovatif dan produktif.
Untuk mengupayakan hidup tetap survive, kita harus bersahabat dengan keadaan dan produktif dengan cara memanfaatkan fasilitas yang dimiliki yaitu gadget. Saat ini banyak bermunculan pedagang alat pelindung diri seperti masker, pembersih tangan hand sanitizer, suplement tambahan dan vitamin. Produk ini merupakan produk dasar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang banyak di cari di masa pandemi. Sebagian besar mereka menjual produk ini secara online melalui beberapa media sosial seperti instagram, facebook dan whatsapp, umumnya mereka tidak memiliki produk yang mereka jual.
Bisnis kekinian ini menjadi trend dalam beberapa waktu terakhir yaitu bisnis sistem dropship. Dropship merupakan model bisnis yang populer di era internet yang melibatkan dropshipper sebagai jembatan penghubung antara pembeli dan supplier dengan meminta supplier mengirimkan barang kepada pembeli atas nama dropshipper. Peran dropshipper seolah-olah sebagai penjual produk utama padahal hanya mempromosikan produk supplier.
Bisnis ini menjadi sangat menarik karena mudah dilakukan dan tidak mengeluarkan modal, fleksibel atau tidak terikat waktu serta banyak pilihan produk. Dropshipper bisa memilih supplier dengan harga yang murah sehingga memiliki peluang luas untuk menambah profit baginya.
Namun dropshipper perlu melakukan survey kepada supplier terlebih dahulu terkait keaslian, kualitas dan variasi produk sehingga tidak mengecewakan calon pembeli dan bisa memberikan deskripsi lengkap mengenai produk yang di jual. Jika dropshipper ingin menjual produk dengan jangkauan yang lebih luas, dapat memilih marketplace yang ada di Indonesia seperti tokopedia, shopee, lazada dan lainnya karena marketplace online sudah memiliki basis pelanggan yang jelas sesuai dengan potensi dan segmen pasar.
Bisnis sistem dropship ini dapat membantu ekonomi masyarakat dan siapa saja dapat melakukannya hanya dengan modal ketekunan dan kesungguhan. Semoga di masa pandemi ini masyarakat menjadi lebih inovatif dan produktif.
(**)