Beranda Hukum Bidan Novi Akui Punya Hubungan Spesial dengan Kades Curuggoong Padarincang

Bidan Novi Akui Punya Hubungan Spesial dengan Kades Curuggoong Padarincang

Bidan Novi Nufus saat bersaksi di Pengadilan Negeri Serang atas kasus pembunuhan yang melibatkan suaminya, mantri Suhendi.

SERANG – Kasus pembunuhan Kepala Desa (Kades) Curuggoong di Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang Salamunasir mengungkap fakta baru. Istri terdakwa mantri Suhendi yang merupakan perawat bedah di RSUD Provinsi Banten mengaku punya hubungan spesial dengan korban.

Bidan Noviana Nufus menjadi saksi kasus pembunuhan Kades Curuggoong, Salamunasir. (Foto: Audinra/Bantennews.co.id)

Noviana Nufus yang seorang bidan di Padarincang mengakui bahwa dirinya memang memiliki hubungan asmara terlarang dengan korban. “Saya ada hubungan dengan Kades Nana yang mengakibatkan suami saya marah,” kata bidan Novi di hadapan majelis hakim Pengadilan Negeri Serang yang diketuai Hery Cahyono, Selasa (4/7/2023).

Hubungan spesial yang dijalin keduanya berlangsung selama kurang lebih 8 bulan. Awal mula kedekatan keduanya bermula saat korban masih menjabat sebagai Sekretaris Desa Curuggoong, Padarincang.

Korban kerap kali mengirim pesan via Whatsapp dan mengunjungi bidan Novi di Posyandu saat dirinya selesai cuti melahirkan. Namun Novi mengaku awalnya tidak menggubrisnya.

“Sering chatting sering nyamperin ke posyandu yang sering itu Whatsapp tapi nggak pernah saay gubris karena sudah merasa berkeluarga. Secara materi juga saya merasa sudah cukup. Dari situ sering ke posyandu sering curhat masalah istrinya masalah keluarganya saya nggak pernah ladenin,” tutur Novi.

Novi mulai merespons korban saat korban mulai rutin curhat soal masalah keluarga dan pekerjaan. Korban juga kerap meminta Novi mengantar dirinya ke kyai dengan dalih agar kondisi masyarakat di desanya aman.

“Pas Agustus dia ngeluh ada acara Agustusan minta anter nyari baju kaos dan ini itu awalnya saya nolak. Tapi dia terus cerita ada masalah. Dia minta anter ke kyai biar adem. Dia sering kasih saya air minum. Sering ngajak saya ke kyai sering dimandiin. Dimandiin di kyai. Sekarang saya sadar kok saya oon (bodoh) ya katanya buat kepentingan masyarakat, kok saya yang dimandiin,”ujar bidan Novi.

Pesan singkat dari korban akhirya rutin dibalas bidan Novi saat membahas soal keluarga dan masyarakat. Novi akhirnya mengaku nyaman dengan korban Salamunasir. “Whatsapp-an terus karna sering WA-an ngerasa nyaman pas pertengahan Agustus itu,” terangnya.

Bahkan, Noviani mengaku sempat berlibur selama 3 hari ke Bromo dengan beberapa keluarga korban. Noviani juga dibelikan ponsel oleh korban agar mereka bisa berkomunikasi tanpa diketahui pasangan masing masing.

Noviani baru mengetahui suaminya mendatangi korban dari ibunya setelah beberapa jam kejadian. “Saya tau peristiwa setelah beberapa jam, saya, tidak tau suami mau ke rumah Pak Nana (Salamunasir). Saya tau dari mamah saya. Mamah saya ngebaca di grup PKK kalau Pak Nana sudah meninggal,” jelasnya.

Noviana mengaku menyesal telah mengkhianati suaminya. Dirinya merasa malu karna hubungan gelap yang dijalin selama 8 bulan dengan korban malah membawa petaka.

“Menyesal sikap saya ke keluarga suami. Yang pertama saya merasa malu, merasa bersalah. Berhubungan sudah 8 bulan,” ujarnya.

Hubungan mereka terbongkar, kata Novi saat pesan singkat korban terbaca oleh mantri Suhendi. “Suami tahu pas kebetulan almarhum nge WA saya yang baca suami (pelaku). Suami nanya ada hubungan apa, terus saya bohong bilang tidak ada hubungan apa-apa terus diblokir nomornya (korban) sama suami,” kata Novi. (Mg-Audindra)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News