Beranda Uncategorized Bertaruh Nyawa di Jalan Berlubang Kabupaten Pandeglang

Bertaruh Nyawa di Jalan Berlubang Kabupaten Pandeglang

Jalan Raya Pandeglang-Menes.
Jalan Raya Pandeglang-Menes.

PANDEGLANG – Tak hanya dikeluhkan warga, jalan rusak di wilayah Kabupaten Pandeglang kerap kali menimbulkan kecelakaan lalu lintas hingga merenggut korban jiwa. Minimnya lampu penerangan jalan umum atau (PJU) juga menjadi faktor penambah kesulitan, khususnya bagi pengendara roda dua untuk melintasi jalanan penuh lubang tersebut.

Pengalaman pahit ketika melintas di sepanjang Jalan Raya Pandeglang-Menes pernah dirasakan oleh salah satu warga bernama Anisa Nurfadilah. Perempuan berusia 21 tahun itu harus mendapatkan perawatan intensif sekitar satu bulan setelah motor Yamaha Fino yang dikendarainya kecelakaan akibat mencoba menghindari satu lubang namun justru terperosok ke lubang yang lain.

“Menghindari satu lubang malah masuk lubang yang lain. Helm juga pecah, dirawat kurang lebih satu bulan,” ucap Anisa.

Akibat kejadian itu, dirinya harus mendapatkan jahitan serius di bagian betis kaki dan mengalami pergeseran tulang di bagian lengan. Anisa juga mengalami ketakutan jika harus melewati Jalan Raya Pandeglang-Menes dengan kondisi hujan sebab tidak hanya jalan rusak berlubang tetapi PJU di area tersebut pun sangat minim.

“Sekarang menghindari pulang malam apalagi kondisinya lagi hujan,” kata Anisa.

Mahasiswi tersebut berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang bisa segera memperbaiki infrastruktur jalan agar lebih layak dilalui pengendara sehingga tidak ada korban lain seperti dirinya.

“Semoga jalan yang rusak segera di perbaiki, agar pengendara nyaman dan mengurangi risiko kecelakaan juga,” harap Anisa.

Kejadian serupa juga pernah dialami oleh Abdul Qori, salah satu mahasiswa asal Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang. Ia harus mengurungkan niatnya belajar di kelas karena mendapatkan perawatan usai terperosok ke jalan berlubang tepatnya di Jalan Raya Saketi Pandeglang.

Kondisi jalan yang berlubang dan licin sehabis diguyur hujan, membuat Qori tak bisa menghindari kecelakaan tersebut. Bahkan, setelah beberapa menit terjatuh, pengendara lain yang tidak mengetahui kondisi jalan yang rusak juga mengalami hal yang sama.

“Waktu itu masuk ke lubang jalanan yang tertutupi genangan air, karena memang waktu itu kondisinya setelah hujan, akhirnya banyak genangan-genangan air yang menutupi jalanan, banyak juga waktu itu yang jatuh akibat masuk lubang,” ujar Qori.

Jalanan berlubang ini, lanjut Qori, tidak hanya membuat fisiknya mendapatkan perawatan. Namun kerugian materil juga dirasakannya saat melintas di Jalan Raya Pandeglang-Menes. Setidaknya tiga kali motor Yamaha Mio yang dikendarainya harus mengganti ban akibat pecah terkena lubang.

“Itu ban motor pecah, akhirnya yang seharusnya uang itu untuk mengisi bahan bakar malah harus dipake untuk tambal ban, karena jalanan berlubang itu,” kata Qori.

“Belum lagi kawasan Pandeglang menjadi jalan utama mobil angkutan umum yang ugal-ugalan, jadi sering terjadi, ketika ingin nyalip kendaraan lain malah masuk ke lubang jalanan,” tambah Qori.

Di tempat lain, tragedi nahas juga dialami Intan Berliana. Dirinya mengalami trauma berat akibat kecelakaan sepeda motor yang pernah menimpanya bersama sang kakak saat melintas di wilayah Jalan Cadasari.

Saat itu Intan menderita memar di bagian lengan dan kaki. Namun atas kejadian itu, dirinya juga mengalami trauma hingga tidak berani lagi untuk mengendarai sepeda motor.

“Di daerah Cadasari itu banyak jalan berlubang, membuat pengendara bikin bingung dan grogi kalau tidak berhati-hati, ya, jatuh,” kata Intan.

Menurutnya, pihak pemerintah setempat seperti belum mempedulikan keselamatan jiwa warganya. Hal itu, dibuktikan dengan masih banyak buruknya kondisi infrastruktur yang kerap menimbulkan kecelakaan bagi pengendara sepeda motor.

“Seharusnya pemerintah merasa empati melihat jalanan yang sangat kurang baik, apalagi jalan berlubang semakin rentan korban kecelakaan di lalu lintas,” ucap Intan.

Intan meyakini, pengalaman pahit yang ia rasakan pasti banyak dirasakan juga oleh pengendara lain yang pernah celaka karena jalan berlubang. “Terlihat sangat tidak etis dekat dengan pusat pemerintahan kabupaten, kok jalan masih rusak berlubang gitu,” tuturnya.

Berdasarkan data pada Unit Laka Lantas Polres Pandeglang pada November 2020 jumlah kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Pandeglang mencapai 99 kasus dengan korban meninggal 78 orang, luka berat sebanyak 3 orang dan luka ringan sebanyak 119 orang.

Jumlah tersebut kemudian meningkat pada Desember 2020, yakni bertambah menjadi 107 kasus dengan korban meninggal sebanyak 83 orang, luka berat sebanyak 3 orang dan luka ringan sebanyak 125 orang.

Selanjutnya pada November 2021, angka kecelakaan lalu lintas kembali mengalami peningkatan. Terdapar sebanyak 126 kasus dengan korban meninggal sebanyak 93 orang, luka berat sebanyak 5 orang dan luka ringan sebanyak 110 orang.

Polda Banten mencatat setidaknya ada 134 kasus kecelakaan pada 2022 yang ditangani oleh Polres Pandeglang dengan korban jiwa sebanyak 86 orang. Jika melihat data tersebut, jumlah kecelakaan di Jalan Raya Pandeglang setiap tahun mengalami peningkatan.

Jurnalis Warga Dany 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News