
SERANG – Kota Cilegon menjadi wilayah dengan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) dimensi kontestasi tertinggi di Banten dibandingkan dengan tiga kabupaten/kota lainnya yang menggelar Pilkada Serentak 2020.
Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Banten Kordiv Pengawasan, Nuryati Solapari mengatakan, terdapat pergeseran IKP pada masa pandemi Covid-19.
“Kalau di awal (IKP) lebih kepada Kota Tangsel (Tangerang Selatan), tapi sekarang bergeser ke Kota Cilegon,” kata Nuryati di Sekretariat Bawaslu Banten, Kelapa Dua, Kota Serang, Rabu (23/9/2020).
Dijelaskan Nuryati, tingkat kerawanan Kota Cilegon sebesar 71,59 poin. “Baik dari sisi tahapan kampanye, sosial politik, kontestasi dan netralitas. Kalau ada pertanyaan, maka secara gambaran umum ada di tahapan kampanye,” jelasnya.
Nuryati memaparkan, setidaknya terdapat sembilan faktor kerawanan pilkada pada masa pandemi Covid-19. Pertama, penyelenggara pemilu terinfeksi Covid-19. Kedua, penyelenggara pemilu yang meninggal akibat Covid-19.
Ketiga, penyelenggaran pemilu tidak menerapkan protokol kesehatan saat bertugas. Empat, lonjakan pasien Covid-19. Lima, lonjakan pasien Covid-19 yang meninggal.
Enam, informasi pasien Covid-19 yang tak tertangani fasilitas kesehatan. Tujuh, penyelenggara pemilu mengundurkan diri dikarenakan tertular, khawatir tertular dan pencegahan diri.
“Delapan, masyarakat atau tokoh dan organisasi masyarakat menolak pilkada di tengah pandemi. Dan sembilan perubahan status wilayah pandemi,” paparnya.
(Mir/Red)