PANDEGLANG – Tidak seperti pelaksanaan program KKN pada umumnya, tahun ini UGM menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Daring bagi mahasiswanya dikarenakan adanya pandemi virus corona. Kegiatan ini diselenggarakan berdasarkan Keputusan Rektor UGM No. 96/UN1.P/KPT/HUKOR/2020 tentang Penyelenggaraan KKN-PPM UGM 2020.
Tujuan utama dari pelaksanaan KKN Daring di saat pandemi Covid-19 adalah untuk melindungi masyarakat dan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan KKN, termasuk mahasiswa dan masyarakat di sekitar daerah KKN dilaksanakan.
Dalam rangka menghadapi adaptasi kebiasaan baru menuju masyarakat yang produktif dan aman terhadap Corona Virus Disease 2019 (COVID-19), diperlukan penataan penyelenggaraan berbagai kegiatan dengan prioritas kesehatan masyarakat.
Fasilitas umum merupakan salah satu segmen masyarakat dalam beraktivitas yang akan mendukung keberlangsungan perekonomian, namun berpotensi menjadi penyebab penyebaran COVID-19 sehingga diperlukan protokol kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan di tempat dan fasilitas umum.
Berdasarkan permasalahan dan keresahan itu, mahasiswa Fakultas Farmasi UGM merancang program Penerapan SOP Higienitas dan Kesehatan bagi Wisatawan Tanjungjaya dan Edukasi Mengenai Pariwisata Adaptif Isu Kesehatan Nasional maupun Internasional yang bertujuan untuk menopang keberlangsungan dan eksistensi Desa Wisata Tanjungjaya di tengah pandemi virus korona.
“Saya mencanangkan program ini dengan harapan diberikannya SOP atau protokol kesehatan yang jelas dapat meningkatkan kenyamanan wisatawan dan juga masyarakat Tanjungjaya dalam kunjungan wisata dan bermasyarakat. Kemudian dengan adanya sistem pariwisata yang adaptif terhadap perkembangan isu kesehatan nasional maupun internasional dapat sangat menunjang perkembangan daerah dengan potensi pariwisata yang besar terutama dalam bidang sosial ekonomi” ujar Koko Budianto yang menjadi salah satu peserta KKN-PPM UGM 2020 di Desa Tanjungjaya, Kabupaten Pandeglang, Senin (17/8/2020).
Alasan mengangkat program ini, lanjutnya, yakni melalui output program yang berupa SOP Higienitas wisatawan dan e-book berisi penjelasan mengenai Pentingnya Pariwisata Adaptif Isu Kesehatan ini.
Dia berharap program ini dapat dijadikan sebagai panduan bagi pengelola tempat wisata termasuk di dalamnya pengelola homestay, pekerja di Desa Pariwisata Tanjungjaya seperti tourguide dan pokdarwis untuk menjaga lingkungan pariwisata agar tetap bersih, sehat, nyaman, dan tanggap isu kesehatan.
“Saya juga berharap dengan diterapkannya sistem ini ketertarikan wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Tanjungjaya meningkat karena yakin bahwa Tanjungjaya akan memberikan kenyamanan dan jaminan akan kesehatan sehingga wisatawan tidak perlu khawatir dengan kondisi pandemi seperti sekarang. Semoga program ini berjalan lancar dan sesuai harapan agar dapat memberikan napas dan harapan baru bagi masyarakat untuk keberlangsungan ekonomi wisata Tanjungjaya,” ujar Koko Budianto.
Melalui wawancara dengan Kepala Desa Tanjungjaya melalui aplikasi WhatsApp, Koko mendapatkan respon positif dari masyarakat.
“Program dari Mas Koko ini bermanfaat sekali bagi kami pengelola Desa Wisata Tanjungjaya karena kondisi pandemi seperti ini membuat kami bingung dan serba salah untuk menentukan langkah. Protokol dan e-book yang dikirimkan bisa kami jadikan patokan untuk mulai menyusun langkah yang tepat dalam mengelola pariwisata di sini terlebih juga kita bisa kasih pengertian dan meyakinkan calon wisatawan yang mau berkunjung kalau ada yang meragukan kesiapan kami menghadapi kondisi pandemi” ujar Ahmad selaku Kepala Desa Tanjungjaya.
(Red)