Berbagai jenis karya sastra diciptakan sebagai bentuk ‘pemberontakan’ terhadap fenoma kehidupan yang dianggap tidak wajar. Kondisi semacam ini membuat banyak pegiat seni mencoba ‘menipu’ dengan cara menuangkan kritik yang dibalut dengan estetika seni yang menarik. Salah satu karya sastra yang sering kali diperalat seniman dalam menyampaikan kritik adalah drama pertunjukan teater. Seni pertunjukan teater menjadi media subjektif yang mencoba mengangkat persoalan-persoalan realitas yang sedang terjadi di tengah masyarakat. Salah satu persoalan yang kerap terjadi dalam kehidupan masyarakat adalah persoalan-persoalan sosial.
Problematika sosial yang kerap terjadi dan berdampak luas terhadap masyarakat salah satunya adalah budaya korupsi yang hingga sekarang belum juga usai pemberantasannya. tindakan maling uang negara ini telah mengakar hingga ke berbagai lapisan masyarakat. Seperti contohnya kasus ketua RW di depok yang potong Bansos Warga di depok bulan juli lalu, hingga kasus ‘maling’ eks menteri sosial Juliari Batubara. pementasan teater berjudul Ketawa Pake Kentut dari Teater detik 86 Jakarta pada PENTASTIK VOL.1 bulan Juli Lalu juga melingkup problematika sosial serupa.
Lakon berjudul Ketawa Pake Kentut yang dibawakan oleh Teater Detik ini sarat akan gambaran kehidupan sosial masyarakat perkampungan. Berlatar daerah kampung pinggiran kota, masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda, dan kemiskinan yang mereka alami Bersama.
Berlatar daerah perkampungan yang menampilkan bagaimana kegiatan dan suasana kehidupan masyarakat pinggiran kota, pada bagian awal pementasan sudah mulai merepresentasikan masalah yang sedang dihadapi dalam cerita yaitu tumpukan sampah yan berserakan karena petugas kebersihan tidak lagi datang. ketiga tokoh utama dalam pertunjukan ini mulai mempertanyakan peran pemerintah terhadap permasalah kebersihan ini kepada ketua RW. Pergejolakan yang muncul dalam diri ketiga tokoh utama ini merupakan bentuk kepedulian terhadap lingkup kehidupan sekitarnya. Kebersihan adalah salah satu hal yang penting bagi kesehatan dan kerukunan bermasyarakat.
permasalah mengenai sampah semakin kompleks dan jelas dihadapi masyarakat kampung dalam certia ini, tampak pada adegan ketiga anak nakal ini bercerita kepada orang tua mereka secara bergantian. Perbedaan sosial dan budaya tampak pada ketiga keluarga tokoh ini, dimana keluarga si Bodoh digambarkan sebagai orang Jawa, si Pesek sebagai orang Betawi, dan si Lingling sebagai keturunan tionghoa pribumi. Meskipun ketiganya memiliki perbedaan kebudayaan akan tetapi kemiskinan menjadi problema yang mereka alami Bersama. hal ini dapat disaksikan dalam adegan dimana ketiga keluarga ini bergantian membahas kemiskinan mereka. Hal tersebut menjelaskan bahwa kemiskinan dalam suatu kelompok masyarakat tidak hanya dialami oleh satu budaya saja, tetapi mempengaruhi secara tidak langsung kelompok tersebut.
Tidak hanya menampilkan kesenjangan sosial, dalam pertunjukan ini juga menampilkan tindakan korupsi dana kebersihan yang dilakukan ketua RW. Hal ini menunjukan bahwa perilaku korupsi dapat dilakukan oleh siapun dalam konstruksi pemerintahan maupun daerah.