“Waduh ini anak laki-laki kan. Masa anak laki-laki mainannya mainan untuk perempuan. Hati-hati nanti sudah besarnya?” tanya netizen nyinyir itu yang mengomentari sebuah video anak Chef Arnold, Arthur.
“Memang kenapa kalau laki-laki main baby-baby’an? Atau sapu-sapuan? Terus kalau masak untuk perempuan juga? Kalau nanti Arthur besar bisa jaga baby dan rajin bersih-bersih.. I would be damn proud. Kasihan sekali jaman sekarang masih ada pemikirannya seperti itu,” tulis Chef Arnold (Instagram/@arnoldpo)
“Masa depan anak bukan ditakdirkan dengan mainan dia di masa dini. Melainkan Tuhan sudah ada rencana dan juga memberikan hikmat kepada kami orang tua untuk mendidik dan mensupport anak kita di masa depan,” ujar Chef Arnold (Instagram/@arnoldpo)
‘’Aku dulu pernah jadi korban toxic ini sih, mulai dari aku tidak bisa olahraga, tidak bisa main sepak bola, cengeng, lemah, suara lembut yang memang dari sananya sudah lembut, dll. Aku berharap banyak orang-orang Indonesia itu bisa dapat edukasi tentang hal ini. Pokoknya thanks banget for cretivox yang selalu bikin edukasi yang baik. ’’(YouTube/Indomie Boy)
‘’Salah satu toxic masculinity di keluarga aku yang super kolot dan menghasilkan kebiasaan yang malah lebih buruk adalah ‘LAKI-LAKI KOK MENYAPU/MENGEPEL/MENCUCI PIRING/DAN PEKERJAAN RUMAH LAINNYA’ serius yang seperti ini harus dihentikan. Kakakku yang seharusnya rajin bebersih malah dikatai banci karena begitu. Pada akhirnya laki-laki di keluargaku tidak ada yang tahu semua pekerjaan rumah bahkan hal basic seperti menyapu. Malah merugikan sekali bukan.’’ (YouTube/Chaeyoungs Hairpin)