Ditulis Oleh: Saskia Afriyanti Mahasiswi Universitas Pamulang
Setangkup roti isi tuna, cuci tangan jadi hal utama
sedang baru bulan lalu ia bilang, pada biskuit yang jatuh di lantai ladang
lima menit tak akan buat perut nya kejang
ber-iringan dengan langkah virus yang sayup-sayup, terpaksa untuk tetap dihirup
Pagi ini hujan jatuh bergantian
sarapan sehat diakhir bulan, kretek habis melamun di pinggiran
resto-resto
toko – toko
tempat disko
hutang jatuh tempo
pejalan, angkutan, pegawai harian, pengangguran
berseliweran dipikiran
ketika yang setiap hari berotasi, untuk beberapa waktu ia berhenti
kalau dunia sudah merasa
pekikan jadi tembakan ulung si dewasa
bukankah ada yang diam-diam mendoakan tanpa permisi?
bukankah ada yang diam-diam memberi sedikit rezeki?
pak Sapardi bilang, tuan ini Tuhan bukan?
tunggu sebentar, ada yang selalu berbaik menciptakan harapan
entah itu diri sendiri atau rumah yang kita cintai.
Semoga hadirnya virus bisa mewakili meski di salah satunya, ada yang harus pergi mendahului.