Energi Terbarukan Biomassa di Cilegon : Potensi dan Tantangan Menuju Kota Industri Berkelanjutan

Muhamad Dean Al Dzikri, Mahasiswa STT Fatahillah Cilegon

Pendahuluan

Sebagai salah satu kota industri terbesar di Indonesia, Cilegon, Banten, dikenal dengan aktivitas perindustrian yang tinggi, terutama di sektor baja, kimia, dan energi. Namun, di balik kemajuan industri tersebut, Cilegon juga menghadapi tantangan besar dalam hal kebutuhan energi dan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Mayoritas energi yang digunakan masih berasal dari sumber fosil, yang tidak hanya terbatas ketersediaannya tetapi juga berkontribusi terhadap emisi gas rumah kaca. Oleh karena itu, transisi menuju energi terbarukan menjadi suatu keharusan.

Salah satu sumber energi terbarukan yang potensial untuk dikembangkan di Cilegon adalah biomassa. Artikel ini akan membahas potensi biomassa di Cilegon, upaya pemanfaatannya, serta tantangan yang perlu diatasi.

Apa Itu Biomassa?
Biomassa adalah bahan organik yang berasal dari tumbuhan, hewan, atau mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai sumber energi. Di Cilegon, sumber biomassa dapat berasal dari limbah industri, limbah pertanian, dan limbah perkotaan. Contohnya, limbah kayu dari industri pengolahan kayu, sekam padi dari aktivitas pertanian, atau sampah organik dari rumah tangga dan pasar tradisional.

Biomassa dianggap sebagai energi terbarukan karena dapat diperbarui melalui siklus alami dan memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan energi fosil.

Potensi Biomassa di Cilegon

Cilegon memiliki potensi biomassa yang cukup besar, terutama karena aktivitas industri dan pertanian di sekitarnya. Beberapa sumber biomassa yang dapat dimanfaatkan antara lain:
Limbah Industri: Industri di Cilegon, seperti pabrik kertas dan pengolahan kayu, menghasilkan limbah organik yang dapat diolah menjadi energi. Misalnya, serbuk gergaji dan potongan kayu dapat digunakan sebagai bahan bakar biomassa.

Limbah Pertanian: Wilayah sekitar Cilegon memiliki lahan pertanian yang menghasilkan limbah seperti jerami, sekam padi, dan sisa tanaman lainnya. Limbah ini dapat dikumpulkan dan diolah menjadi energi.
Limbah Perkotaan: Sampah organik dari rumah tangga dan pasar tradisional di Cilegon dapat dimanfaatkan melalui proses digesti anaerobik untuk menghasilkan biogas.

Upaya Pemanfaatan Biomassa di Cilegon
Beberapa upaya telah dilakukan untuk memanfaatkan biomassa di Cilegon, baik oleh pihak swasta maupun pemerintah. Salah satu contohnya adalah Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung melalui Pemerintah Kota Cilegon dengan PT PLN, yang berhasil menyulap sampah kota menjadi bahan bakar biomassa atau bahan baku co-firing. Bahan bakar biomassa yang dihasilkan di pabrik yang berlokasi di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung, Cilegon Banten ini dijadikan subtitusi bahan bakar batu bara (co-firing) di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya. Sementara itu, Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menjelaskan, hingga saat ini pabrik BBJP mampu menyerap sampah dari TPSA Bagendung mencapai 30 ton per hari dan kedepannya akan dikembangkan hingga mampu mencapai 300 ton sampah per hari.

Tantangan dalam Pengembangan Biomassa di Cilegon

Meskipun potensi biomassa di Cilegon besar, pengembangannya masih menghadapi beberapa tantangan, antara lain:
Teknologi dan Infrastruktur: Teknologi yang diperlukan untuk mengolah biomassa menjadi energi masih terbatas dan memerlukan investasi yang besar. Selain itu, infrastruktur untuk pengumpulan dan pengolahan biomassa juga perlu ditingkatkan.

Koordinasi Antar Sektor: Pemanfaatan biomassa memerlukan koordinasi yang baik antara sektor industri, pemerintah, dan masyarakat. Tantangan utama adalah menciptakan sistem pengumpulan dan pengolahan biomassa yang terintegrasi.
Kesadaran Masyarakat: Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang manfaat biomassa dan pentingnya pengelolaan limbah organik menjadi hambatan dalam pengembangan proyek biomassa.

Regulasi dan Insentif: Kurangnya regulasi yang mendukung dan insentif finansial dari pemerintah dapat menghambat investasi dalam proyek biomassa.

Dampak Positif Pemanfaatan Biomassa
Pengurangan Emisi: Pemanfaatan biomassa telah membantu mengurangi emisi gas rumah kaca di Cilegon dengan menggantikan sebagian penggunaan energi fosil.

Pengelolaan Limbah: Proyek biomassa telah meningkatkan pengelolaan limbah industri dan perkotaan, mengurangi masalah lingkungan seperti tumpukan sampah dan pencemaran air.
Perekonomian Lokal: Proyek biomassa menciptakan lapangan kerja baru, baik dalam pengumpulan limbah, pengolahan biomassa, maupun operasional fasilitas energi. Selain itu, penghematan biaya energi bagi industri juga dapat meningkatkan daya saing ekonomi lokal.

Rekomendasi

Untuk mengoptimalkan potensi biomassa di Cilegon, beberapa langkah strategis perlu dilakukan, antara lain:
Peningkatan Investasi: Pemerintah dan swasta perlu meningkatkan investasi dalam teknologi dan infrastruktur biomassa untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan proyek.
Edukasi dan Sosialisasi: Program edukasi dan sosialisasi perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat biomassa dan pentingnya partisipasi dalam pengelolaan limbah.

Kebijakan Pendukung: Pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan dan insentif yang mendukung pengembangan energi biomassa, seperti subsidi, tarif listrik yang menarik, dan kemudahan perizinan.
Kolaborasi Multistakeholder: Kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan masyarakat diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pemanfaatan biomassa.

Kesimpulan

Cilegon memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi biomassa sebagai bagian dari solusi energi terbarukan. Dengan memanfaatkan limbah industri, pertanian, dan perkotaan, Cilegon tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan pada energi fosil, tetapi juga menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian lokal. Namun, untuk mencapai hal ini, diperlukan upaya kolaboratif dari semua pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat. Sebagai mahasiswa, kita dapat berkontribusi dengan terus mempelajari dan mengembangkan inovasi dalam pemanfaatan biomassa, serta menyebarluaskan kesadaran akan pentingnya transisi energi menuju sumber yang lebih berkelanjutan.

Referensi

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). (2020). Potensi dan Pemanfaatan Biomassa di Indonesia.
Pemerintah Kota Cilegon. (2021). Laporan Pengelolaan Limbah dan Energi Terbarukan.
PT PLN. (2022). Sulap Sampah Kota Menjadi Bahan Baku Co-Firing.

Dengan memanfaatkan potensi biomassa, Cilegon dapat menjadi contoh bagi kota-kota industri lainnya di Indonesia dalam menciptakan sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sebagai generasi muda, kita memiliki peran penting untuk mendorong perubahan ini melalui inovasi, edukasi, dan kolaborasi.

Bagikan Artikel Ini