SERANG – Provinsi Banten merupakan wilayah yang termasuk rawan gempa dan tsunami. Kendati demikian, provinsi yang berada di ujung barat pulau Jawa ini hanya memiliki tiga unit alat pendeteksi tsunami, satu unit di antaranya dalam kondisi rusak.
Menurut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten Nuryanto, tiga alat pendeteksi tsunami tersebut berapa di Panimbang, Bayah dan Pasauran. Alat pendeteksi tsunami di Pasauran tidak berfungsi. “EWS (early warning system) itu akan beroperasi secara otomatis ketika ada bencana tsunami maupun banjir bandang,” kata Nuryanto, Rabu (3/10/2018).
Memastikan alat tersebut berfungsi dengan baik, Nuryanto menambahkan, pihaknya bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klas 1 Serang membunyikan sirine setiap tanggal 26. “Kita bunyikan untuk memastikan alat tersebut berfungsi,” kata dia.
Dengan total garis pantai sepanjang 509 kilo meter, Nuryanto menambahkan, idealnya Banten memiliki 8 unit alat pendeteksi tsunami. “Sebetulnya kurang. Tapi karena harganya mahal, kami baru punya 3 itu,” jelasnya.
Padahal, kata dia, titik seperti Selat Sunda dan Samudera Hindia meruapakan titik rawan terhadap bencana alam. (You/Red)