MALANG – Bank Muamalat Indonesia dan Muamalat Institute menjalin kerja sama dengan Universitas Brawijaya (UB) serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) terkait penguatan ekosistem pendidikan. Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan di Aula Gedung F FEB UB lantai 7.
Penguatan ekosistem tersebut untuk meningkatkan pengembangan kualitas sumber daya insani yang kompeten. Secara luas hal ini dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan juga mendorong pengembangan industri keuangan syariah di Indonesia.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan MoU dan MoA yang diwakili oleh Wakil Dekan II FEB UB, Kepala Program Studi (Prodi) S1 Ilmu Ekonomi, Direktur Muamalat Institute, Regional Head Bank Muamalat Indonesia, dan Branch Manager Bank Muamalat.
Region Head Bank Muamalat Indonesia untuk wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, Aufrieda Artsiana Dewi mengatakan kerja sama penguatan ekosistem pendidikan ini nantinya akan bisa menciptakan generasi insani ysng unggul.
“Kerjasama Penguatan Ekosistem Pendidikan ini merupakan apresiasi sebagai bentuk loyalitas kepada Universitas Brawijaya sebagai mitra Bank Muamalat Indonesia tidak hanya dengan pihak kampus, namun seluruh civitas akademika, penguatan SDM yang unggul akan menciptakan generasi insani yang akan menjadi talenta-talenta terbaik bagi industri perbakan syariah di masa mendatang,” ujar Aufrieda melalui siaran pers.
Setelah penandatangan kerja sama, acara dilanjutkan dengan Kuliah Tamu oleh Direktur Eksekutif Muamalat Institute, Anton Hendrianto. Tema yang diusung yaitu ‘Kickstart Your Career and Aspire your Future’.
Dalam Kuliah Tamu, Anton menyampaikan saat ini tantangan yang dihadapi adalah industry gap. Kondisi tersebut yakni adanya mismatch antara jumlah lulusan perguruan tinggi dengan jumlah kebutuhan industri perbankan syariah yang tidak seimbang.
Menurutnya, hal tersebut disebabkan adanya skill mismatch. Lulusan saat ini memiliki skill dan kompetensi yang unggul di bidang kognitif namun sebaliknya di social skill dan juga interpersonal seperti problem solving, decision making, dan critical thinking masih perlu dikembangkan. Pasalnya industri perbankan syariah saat ini membutuhkan talenta-talenta yang mampu berpikir out of the box, kreatif, dan juga kompeten di bidangnya.
Oleh karena itu, sinergi dengan pihak kampus melalui program pengembangan skill diperlukan dan diharapkan dapat meningkatkan kemampuan.
“Komitmen Bank Muamalat Indonesia dan Muamalat Institute adalah membangun kualitas SDM Indonesia yang unggul melalui sinergi dalam program link-match, industri perbankan syariah merupakan demand side dari para lulusan kompeten dan unggul sedangkan perguruan tinggi merupakan supply side dari kebutuhan industri perbankan syariah,” ucap Anton.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan II FEB Universitas Brawijaya, Asfi Manzilati menyambut positif dengan adanya kerja sama ini. Sebab dinilai akan memperkuat sinergitas dengan industri yang mendukung program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dari Kemendikbud serta Tri Darma Peguruan Tinggi.
“Hal ini juga akan memperluas wawasan, skill, kompetensi serta pengalaman bagi mahasiswa, dosen, dan civitas akademika terkait industri perbankan syariah. Daya serap lulusan yang semakin dibutuhkan industri menjadi indikator keberhasilan dari kampus dalam mencetak lulusan yang kompeten,” kata Asfi.
Dengan kerja sama ini, Bank Muamalat Indonesia siap untuk mendukung program pengembangan Universitas Brawijaya melalui produk-produk perbankan syariah yang mengandung nilai-nilai kebaikan dan kebermanfaatan. Hal itu dibantu oleh peran Muamalat Institute sebagai anak perusahaan Bank Muamalat melalui berbagai program pengembangan SDM seperti pemagangan, pelatihan, sertifikasi, bisnis inkubator bagi seluruh mahasiswa, dosen, serta tenaga pendidikan di FEB Universitas Brawijaya dalam meningkatan kemampuan, kompetensi dan daya saing para lulusan. (Red)
