LEBAK – Mahasiswa Lebak yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO) melakukan aksi di Alun-alun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Jumat (12/11/2021).
Aksi ini menyusul penanganan banjir di Kampung Cigelempong, Desa Nameng, Kecamatan Rangkasbitung pada awal bulan November 2021 lalu. Pasalnya banjir tersebut ditengarai karena adanya aktivitas tambang galian pasir di desa tersebut.
“Pertama yang kita kritisi adalah kurangnya kinerja Dinas PUPR khususnya dalam penanganan banjir di Desa Nameng. Karena pada tahun-tahun sebelumnya tidak pernah terjadi banjir. Adanya PT. PAM menjadi penyebab banjir di desa tersebut,” kata Diki Wahyudi, Kordinator Aksi.
Diki melanjutkan bahkan masyarakat saja bereaksi sampai mendesak perusahaan tersebut untuk ditutup. Karena saluran penampungan di Sungai Cigalembong tidak berfungsi sehingga menjadi penyebab banjir.
Mahasiswa menuntut kinerja Dinas PUPR Lebak di evaluasi terkait penanganan banjir yang terjadi di Desa Nameng.
“Yang pertama kami meminta kinerja Dinas PUPR di evaluasi, karena kurangnya pengawasan terhadap PT. PAM sehingga banjir terus menerus terjadi,” kata Diki.
Selain itu mahasiswa menuntut untuk Kinerja Polres Lebak juga dievaluasi, karena tidak menindak tambang pasir yang diduga kuat melanggar peraturan perundangan dengan membuang limbah ke sungai. (Mg-And/Red)