Beranda Peristiwa Banjir di Pulo Ampel Lumpuhkan Akses Jalan, Warga Desak Solusi Konkret

Banjir di Pulo Ampel Lumpuhkan Akses Jalan, Warga Desak Solusi Konkret

Tangkapan layar satu unit mobil menerjang genangan banjir di Pulo Ampel, Kabupaten Serang. (Istimewa)

KAB. SERANG – Hujan deras yang mengguyur Kecamatan Pulo Ampel, Kabupaten Serang, menyebabkan Desa Candi, kembali diterjang banjir. Akibatnya, akses jalan utama di desa tersebut terendam, sehingga menghambat aktivitas warga yang hendak berangkat kerja dan sekolah.

Berdasarkan video yang beredar, derasnya arus banjir menyeret sejumlah sepeda motor milik warga. Beruntung, para pengendara selamat meski mengalami luka-luka.

Salah satu korban, Junaedi Marta, warga Desa Sumuranja, kehilangan sepeda motornya yang terbawa arus dan hingga kini belum diketahui keberadaannya.

Kepada BantenNews.co.id, salah seorang warga setempat, Yaya Ruqayyah, menjelaskan bahwa kejadian ini terjadi pada pukul 07.00-09.00 WIB, saat banyak warga berangkat kerja dan sekolah.

“Setelah jam tersebut, banjir masih ada, tapi arusnya sudah tidak terlalu deras. Kejadian ini bermula akibat hujan deras sejak pukul 04.00 EIB hingga 07.00 WIB,” katanya kepada BantenNews.co.id, Rabu (5/3/2025).

“Untuk kerugiannya, saat ini ada satu motor yang hanyut. Tapi saya kurang tahu apakah bisa ditemukan atau terbawa hingga ke laut,” tambahnya

Yaya menambahkan, banjir ini bukanlah kejadian baru, melainkan sudah sering terjadi setiap kali hujan deras turun selama beberapa jam.

“Ini bukan kejadian sekali dua kali. Kalau hujan deras dalam waktu lama, pasti banjir dengan arus yang kencang. Penyebabnya karena tidak adanya drainase di sekitar jalan utama ini,” katanya.

Selain itu, kata Yaya, banjir yang menutup akses jalan utama membuat banyak warga, khususnya pekerja dan pelajar, tak bisa beraktivitas.

“Jalan ini digunakan pekerja dan pelajar. Karena derasnya arus, banyak yang akhirnya tidak bisa berangkat kerja atau sekolah. Selain itu, banyak motor yang mogok akibat menerjang banjir karena takut telat ke kantor,” tambahnya.

Baca Juga :  Diduga Depresi, Warga Cikande Ditemukan Gantung Diri

Tak hanya kendaraan roda dua, arus lalu lintas di jalan tersebut juga dipadati truk dan bus, yang semakin membahayakan pengendara motor.

“Tidak hanya motor dan mobil pribadi, tetapi juga banyak truk dan bus yang melintas. Ini membuat pengendara roda dua semakin berisiko,” tukasnya.

Menanggapi persoalan ini, Ketua KNPI Kecamatan Pulo Ampel, Mahdi Arga menegaskan, perbaikan infrastruktur di wilayah tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, karena jalan yang terdampak adalah jalan nasional.

“Kejadiannya sekitar jam 9 pagi. Ini sebenarnya kewenangan provinsi karena jalannya merupakan jalan nasional, sehingga perawatannya juga tanggung jawab provinsi,” ujarnya saat dihubungi wartawan.

Menurutnya, penyebab utama banjir adalah tersumbatnya gorong-gorong akibat pasir bekas tambang.

“Warga ingin agar ini segera diperbaiki. Aliran air ke laut harus diperjelas karena gorong-gorong yang ada saat ini tersumbat pasir bekas tambang,” jelasnya.

Ia menyoroti bahwa meskipun sudah dilakukan pengerukan, gorong-gorong tetap cepat tersumbat kembali saat hujan turun.

“Gorong-gorongnya sudah tidak memadai. Walaupun dikeruk, tetap saja ketika hujan deras, akan cepat tersumbat lagi,” tambahnya.

Mahdi mengajak perusahaan-perusahaan di Pulo Ampel untuk ikut serta dalam penyelesaian masalah ini.

“Di Pulo Ampel ini banyak perusahaan. Harus ada pihak yang memfasilitasi duduk bersama untuk mencari solusi. Kalau hanya menunggu anggaran pemerintah, kita tahu sendiri butuh waktu lama,” paparnya.

Ia juga menekankan pentingnya gotong royong dalam menyelesaikan persoalan ini.

“Misalnya ada 20 perusahaan di Pulo Ampel, masa iya mereka tidak bisa membantu membenahi masalah ini? Ayolah gotong royong. Bisa dengan sumbangan atau membentuk tim khusus. Kalau menunggu anggaran pemerintah, prosesnya panjang,” katanya.

Mahdi menyayangkan sikap perusahaan yang seolah-olah enggan terlibat dalam perbaikan infrastruktur di wilayah tersebut.

Baca Juga :  Seorang Remaja Diduga Tewas Tenggelam di Bekas Galian C di Kabupaten Serang

“Setelah aksi kemarin, perusahaan-perusahaan terkesan tidak mau terlibat dalam hal-hal seperti ini. Mungkin mereka berpikir, ‘kenapa harus saya yang turun tangan’,” ujarnya.

Ia berharap bukan hanya satu atau dua perusahaan yang bergerak dalam upaya normalisasi saluran air.

“Kemarin saya sampai harus meminjam ekskavator dari salah satu perusahaan untuk normalisasi. Kalau kita terus-menerus mengandalkan itu, rasanya kurang adil,” ungkapnya.

Menurutnya, perbaikan infrastruktur ini adalah kepentingan bersama yang seharusnya mendapat perhatian dari semua pihak, termasuk perusahaan yang beroperasi di Pulo Ampel.

“Ini kepentingan bersama. Seharusnya perusahaan-perusahaan yang ada di Kecamatan Pulo Ampel juga ikut peduli terhadap kondisi gorong-gorong di wilayah ini,” tandasnya.

Penulis : Rasyid
Editor: Tb Moch. Ibnu Rushd

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News