Oleh: Ari Firdaus, Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang
Pada era sekarang ini, Media sosial nampaknya sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat Indonesia khusunya kalangan mileneal. Diantara banyaknya sosial media, ada beberapa sosial media yang menjadi kegemaran masyarakan Indonesia diantaranya Facebook, Twitter, dan Instagram. Pada umumnya, social media digunakan untuk menjalin hubungan antara teman atau kerabat, mencari ilmu pengetahuan alam, mencari informasi pekerjaan, dan sebagai media untuk mengekspresikan diri.
Pada umumnya orang menggunakan sosial media pada saat setelah kerja untuk menghilangkan penat atau saat waktu luang. Diantara manfaat positif dari penggunaan social media, ternyata ada juga dampak yang sangat berbahaya dari penggunaan social media itu sendiri yaitu masalah mengenai Pornografi. Khususnya dalam media social Twitter. Twitter didirikan oleh Jack Dorsey, Biz stone, Noah Glass, dan Evan Willian pada tanggal 21 Maret 2006 di San Franciso, California, Amerika Serikat.
Menurut Ferdinus Setu, Kepala Biro hubungan masyarakat Kominfo menyatakan bahwa Twitter menjadi salah satu Platform yang paling di pantau. Dalam menjelajahi Twitter, orang akan dengan mudah untuk menemukan konten yang berbau seksual baik itu gambar, tulisan atau video tanpa menggunakan Virtual Private Network (VPN). Hanya dengan mengetikan kata kunci (keyword) yang dicari di bagian kolom pencarian, orang akan dengan mudah menemukan konten-konten pornografi.
Selain itu twitter juga memberikan akun-akun rekomendasi yang sejenis terhadap hasil dari keyword yang dicari. Tentu saja ini akan memberikan kemudahan yang luar biasa bagi para pengguna untuk mencari konten-konten seksual. Meskipun Kominfo sudah melakukan take down terhadap konten-konten seksual di Twitter namun kenyataannya sampai saat ini konten-konten tersebut masih berkeliaran dengan bebas di Twitter.
Masalah Pornografi sudah seharusnya mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah. Peran orang tua juga sangat penting dalam menangani hal ini. Orang tua seharusnya mengajarkan pendidikan seks sejak dini untuk memberikan informasi kepada mereka mengenai bagaian-bagian mana saja yang harus mereka jaga, bagaimana merawat alat reproduksi, dan menghindari hal-hal yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku.
Para orangtua juga harus mengawasi perkembangan anak mereka terutama di masa pubertas dimana pada masa ini terjadi pematangan organ reproduksi serta pertumubuhan hormon. Mereka yang mengalami masa ini akan cenderung mempunyai keinginan yang tinggi terhadap hal yang berbau seksual terutama pornografi.
Menurut Klikdokter, Pornografi akan memberikan dampak yang berbahaya. Dinataranya yaitu kerusakan struktur otak, kurang sensitive terhadap rangsangan seksual, sulit untuk berfikir jernih, Pendidikan terganggu, meningkatkan resiko terjadinya seks usia dini, meningkatkan sikap agresif hingga kekerasan seksual, memicu depresi dan kecemasan, serta berakhir dengan kecanduan.
Sebagai umat yang beragama, sebaikan kita lebih meningkatkan keimanan kita terhadap Tuhan yang maha esa supaya terhindar dari hal-hal yang nantinya akan merugikan diri kita sendiri bahkan orang lain seperti hal Pornografi.
(***)