CILEGON – Pemerintah Kota Cilegon memiliki cita-cita besar dalam mewujudkan Pelabuhan Warnasari. Pelabuhan yang sudah diwacanakan sejak era Walikota Cilegon, Tb Aat Syafa’at tersebut hingga kini tak kunjung terwujud. Padahal Pemkot Cilegon telah memiliki aset lahan seluas 45 hektare hasil tukar guling dengan PT Krakatau Steel.
Pelabuhan Warnasari digadang bisa mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang diklaim bisa menyejahterakan masyarakat Kota Industri.
Lantas bagaimana nasib Pelabuhan Warnasari pada masa kepemimpinan Robinsar-Fajar Hadi Prabowo setelah menjabat sebagai kepala daerah?.
Walikota Cilegon, Robinsar menyatakan bahwa mewujudkan pembangunan Pelabuhan Warnasari merupakan salah satu program prioritas dirinya selama menjabat kepala daerah hingga 5 tahun mendatang. Sebab, Pelabuhan Warnasari bisa menyumbang PAD cukup besar.
“Jadi memang Pelabuhan Warnasari sudah masuk target program kami ke depan dalam rangka peningkatan PAD,” ujar Robinsar ditemui di Kantor Walikota Cilegon, Kamis (6/3/2025).
Dia menyatakan pihaknya tengah mempelajari berbagai aturan dalam rangka membangun Pelabuhan Warnasari. Selain itu saat ini pihaknya juga membuka peluang investor untuk membangun pelabuhan tersebut.
“Saya sudah membaca beberapa aturan dan secara histori, memang ini yang membuat repot banyak aturan yang harus dilalui,” katanya.
Politisi Partai Golkar itu menyatakan dalam membangun Pelabuhan Warnasari ada dua opsi, pertama pembangunannya dengan menggandeng investor dan yang kedua dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan keuangan PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) yang itu cukup tidak memungkinkan.
“Kalau yang investor uangnya ada, cuma kadang gak ketemu sama deal-deal-annya. Pemerintah kan ada aturan yah, aturan Undang-undang yang berlaku, yang memang saya pernah di swasta dulu, jadi pengusaha, melihat angkanya kurang rasional dan kurang adil, karena uangnya keluar besar dari investor, tapi sahamnya kecil, bukan mayoritas, itu memang yang agak repot,” katanya.
“Yang kedua mungkin dari APBD, dari pemerintah sendiri menyiapkan dana untuk membangun sendiri, tanpa membutuhkan pihak ketiga, namun ini melihat kesanggupan keuangan daerah. Itu dua poinnya, mana yang lebih siap dan mana yang lebih sanggup?, cuma saya sudah ada sih planning ke depan, yang mungkin menurut saya win win solution-nya untuk semua stakeholder yang terlibat, supaya PCM-nya ada, penambahan PAD ada dalam rangka produktivitas,” lanjutnya.
Menurut Robinsar, memang dalam membangun Pelabuhan Warnasari membutuhkan kajian yang matang, sehingga dalam pembangunannya tidak menabrak aturan yang berlaku.
“Sekarang memang butuh kajian yang matang juga, nanti ada wayah-nya (waktunya) kita sampaikan,” ucapnya.
Robinsar menyatakan saat ini sebenarnya cukup banyak investor yang melirik untuk menanamkan investasi dalam pembangunan Pelabuhan Warnasari.
“Kalau bicara investor sebenarnya banyak yang ingin investasi, terakhir pun ada yang dari luar negeri, salah satunya ExxonMobil yang ingin memakai 10 hektare di lahan Pelabuhan Warnasari. Dia ingin membangun pelabuhannya untuk bongkar muat, pelabuhan khususnya juga ada, untuk area tangki dan untuk bahan baku, kalau investor banyak, tapi akhirnya tadi mentok aturan perundangan-udangannya,” ungkapnya.
Sementara ketika disinggung kerja sama Pembangunan Pelabuhan Warnasari dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) yang sebelumnya telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) saat kepemimpinan Helldy Agustian, Robinsar menyatakan MoU tersebut telah usang.
“Kalau tidak salah itu sudah tidak berlaku, MoU-nya sudah habis. Makanya sekarang siapa yang mau masuk bisa. Ada sih investor yang sangat mungkin, namun perlu didiskusikan merangkul investor di wilayah sekitar, supaya mau gak mau kan kalau kita buka pelabuhan sendiri, itu kan berarti kita bersaing dengan pelabuhan yang ada, mereka yang sudah existing hari ini kan sudah pemain semua, kita kan baru kemarin sore, kan nyari pasar itu gak semudah itu, jadi memang perlu kolaborasi dengan semua pihak,” ujarnya.
Robinsar mengaku optimis pihaknya bisa mewujudkan pembangunan Pelabuhan Warnasari selama 5 tahun ke depan.
“Mudah-mudahan 5 tahun ke depan bisa terwujud. Saya yakin sih karena memang Pelabuhan Warnasari sangat potensial,” katanya.
Penulis: Usman Temposo
Editor: Wahyudin