Euforia menjelang dan saat berlangsungnya Pilkada tak hanya dirasakan para pasangan calon kepala daerah, tapi juga para pendukungnya.
Namun, waspadalah karena kekalahan dalam Pilkada rentan memicu serangan jantung.
Riuhnya Pilkada akan sangat terasa saat penghitungan mulai dilakukan. Masyarakat biasanya ikut memantau hitung cepat (quick count) di televisi atau radio dan berdebar menanti hasil pengumuman resmi dari pemerintah.
Bagi pasangan calon yang menang, sukacita tentunya akan dirasakan. Namun, untuk pasangan calon yang kalah tentunya yang dirasakan akan berbeda.
Rasa kecewa sudah pasti tak terelakkan, tetapi kekalahan dalam Pilkada juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Salah satunya adalah serangan jantung.
Lalu apa kaitan antara emosi dan jantung Anda?
Tanpa disadari, emosi yang dirasakan seseorang berdampak pada kesehatan jantung. Emosi ini bisa berupa rasa marah, kaget, kecewa, dan kesedihan. Sebagai contoh, kekalahan dalam Pilkada tentu akan menimbulkan rasa kecewa, marah, dan sedih. Apalagi bagi para pasangan calon dan para pendukung setianya.
Saat hal tersebut terjadi, tubuh akan mengeluarkan senyawa, yaitu sitokin. Sitokin bersifat aritmogenik, yaitu dapat membuat irama jantung menjadi tidak teratur.
Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia) dan bila dibiarkan dapat berakibat fatal, bahkan hingga memicu terjadinya serangan jantung.
Tak hanya itu, rasa sedih dan stres psikologis juga dapat memicu keluarnya hormon stres, yaitu kortisol. Hormon kortisol dapat menyebabkan kadar gula tidak stabil, meningkatkan tekanan darah, dan menyebabkan gangguan tidur seperti insomnia.
Bila rasa sedih yang dirasakan berkepanjangan, bahkan hingga menyebabkan depresi, maka akan menyebabkan seseorang rawan mengalami berbagai penyakit. Hal ini disebabkan senyawa interleukin yang bisa melemahkan daya tahan tubuh dan membuat seseorang mudah jatuh sakit. (Red)
Sumber : jpnn.com