Beranda Kesehatan Angka Stunting di Cilegon Masih Tinggi

Angka Stunting di Cilegon Masih Tinggi

Walikota Cilegon, Edi Edi Ariadi
Follow WhatsApp Channel BantenNews.co.id untuk Berita Terkini

CILEGON – Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon mengklaim berkomitmen melakukan pencegahan dan menanggulangi stunting. Pemerintah setempat mendukung secara serius mendukung Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Gernas PPG) yang telah ditetapkan pemerintah pusat melalui Peraturan Presiden (Perpres) nomor 42 tahun 2013 tentang Gernas PPG dalam 100 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

Pemkot Cilegon melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melaksanakan Pertemuan Pencegahan dan Penanggulangan Stunting Kota Cilegon 2019, di salah satu hotel di Kota Cilegon, Rabu (27/11/2019).

Hadir sebagai narasumber dari Ikatan Dokter Indonesia dokter Tb Rachmat Sentika dan Ariyandhi selaku Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Manusia di Bappeda Cilegon. Peserta pertemuan berasal dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dan stakeholder lain yang terlibat. Walikota Cilegon Edi Ariadi berkesempatan membuka acara tersebut.

Walikota Cilegon Edi Ariadi mengatakan, penurunan stunting penting dilakukan dengan pendekatan multi-sektor melalui sinkronisasi program nasional, lokal, dan masyarakat di tingkat pusat maupun daerah.

“Penurunan stunting ditetapkan sebagai program prioritas nasional yang harus dimasukkan kedalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). maka dari itu, semua unsur yang terkait di jajaran pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat, termasuk swasta perlu mendukung dan berperan aktif dalam bidang kesehatan terutama dalam peningkatan gizi masyarakat,” kata Edi.

Kemudian, Edi juga menjelaskan bahwa untuk stunting sendiri pemerintah menargetkan di angka 30,8 persen, sementara Wolrd Health Organization (WHO) minta harus di angka 20 persen.

“Angka stunting di Kota Cilegon di tahun 2016 yaitu sebesar 24,8 persen, dan di tahun 2017 kita turun menjadi 20,8 persen mendekati angka daripada WHO sedangkan di tahun 2018 naik lagi ke angka 23,3 persen. Dengan ini artinya, kita perlu pendekatan khusus untuk bisa mencegah terjadinya penderita stunting ini,” terangnya.

Baca Juga :  Siswa SD di Kabupaten Serang Mulai Divaksin

Pada kesempatan ini juga, Edi harap semua puskesmas yang ada di Kota Cilegon bisa melaksanakan Gempita (Gerakan Masyarakat Peduli Gizi Balita) Beras Merah seperti yang sudah diterapkan di Kecamatan Citangkil.

“Dengan adanya program itu, kita beri upaya perbaikan gizi secara door to door , jangan biarkan mereka yang datang ke kita, tapi kita lah yang harus datang ke setiap rumah-rumah yang bersangkutan, jadi kita harus menelusuri dan mengidentifikasi mana masyarakat yang terkena stunting,” tegasnya.

(Man/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News