SERANG – Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Serang, Faisal Dudayef Payumi Padma menilai naiknya angka kemiskinan di Banten disebabkan gagalnya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten dalam melakukan terobosan dalam penanggulangan kemiskinan.
Selain itu, Pemprov Banten juga dinilai gagal dalam memetakan kemiskinan, pengangguran serta lamban dalam menangani pandemi Covid-19.
“Kemiskinan dan pengangguran akan tetap meningkat, apabila gubernur dan jajarannya tidak mampu mengidentifikasi masalah terkait keduanya,” ujar Faisal melalui rilis resmi, Jumat (17/7/2020).
Seharusnya, kata Faisal, Pemprov Banten lebih meningkatkan koordinasi dengan kabupaten/kota, khususnya berkaitan dengan pemutakhiran basis data terpadu kemiskinan yang kini terintegrasi dengan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TPN2K).
“Jika pemprov serius, bisa saja memformulasikan pemutakhiran basis data terpadu berbasis digital. Selain menampilkan data by name by address, tapi juga menampilkan pas photo atau video. Pemprov juga dengan mudah mengetahui dan mengidentifikasi termasuk update data masyarakat miskin,” katanya.
“Baru setelah itu pemprov menyelesaikan persoalan kemiskinan melalui program pengentasan kemiskinan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Seperti program pemberdayaan, pelatihan, bantuan permodalan, dan lain-lain,” sambungnya.
Faisal juga meminta kepada pemerintah baik provinsi dan kabupaten/kota untuk tidak banyak membuat program pengentasan kemiskinan tetapi tidak tepat sasaran.
“Jangan sampai banyak program berorientasi pemecahan kemiskinan tapi, tidak tepat sasaran. Mana mungkin visi mewujudkan masyarakat mandiri dan berdaya saing terwujud, kalau alatnya tidak mendukung,” ujarnya.
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) secara resmi merilis angka kemiskinan di Provinsi Banten. Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) angka kemiskinan di Provinsi Banten pada Maret 2020 mengalami peningkatan 0,98 persen menjadi 5,92 persen dari periode September 2019 yakni sebesar 4,94 persen.
Peningaktan angka kesmikinan sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk miskin sebanyak 134,6 ribu orang dari 641,42 ribu orang pada September 2019 menjadi 775,99 ribu orang pada Maret 2020.
(Mir/Red)