SERANG – Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang Mulyawati mengatakan bahwa, jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2018 ini meningkat dibanding dengan tahun 2017 lalu. Hal itu dikarenakan, peran aktif masyarakat untuk melaporkan sudah berjalan dengan baik.
Kecamatan Kasemen menjadi wailayah yang paling banyak angka kematian ibu saat hamil. “Tahun 2018 ini ada 24 ibu yang meninggal sedangkan tahun 2017 sebanyak 14 ibu, kematian ini yang paling banyak di Kecamatan Kasemen dan terbagi di tiap kelurahannya,” ujarnya, Jumat (8/2/2019).
Dari hasil analisis tahun 2018, lanjut Mulyawati, kematian ibu ini ada dua penyebab. Di antaranya, kematian tidak langsung dan kematian langsung. Jika penyebab tidak langsung, kata dia, dipicu oleh status ekonomi, sosial dan penyakit penyerta, sedangkan penyakit langsung diakibatkan lebih kepada pendarahan, lekamasi, jantung dan lainnya.
“Ada yang dari tensi darahnya, dari penyakit jantung, batuk seperti yang terjadi di Lingkungan Margaluyu Kasemen dan lainnya. Arti bahwa pertolongan persalinan sih sudah bagus tapi mungkin dideteksi risiko awal kehamilan yang belum bagus. Jadi penyakit penyerta selama dia hamil itu tidak terdeteksi dari awal,” jelasnya.
Selain diakibatkan oleh penyakit tidak menular tersebut AKI bertambah, lanjut Mulyawati, pada tahun 2018 pencatatan tentang kematian dan pelaporan dari lintas sektoral atau masyarakat sudah lebih baik.
“Jadi unsur lintas sektor dan program sudah saling berhubungan sehingga saling melaporkan. Karena memang pelaporannya bagus, ini yang terdata baik dari masyarakat maupun dari rumah sakitnya. Sehingga begitu satu jam ada kematian sudah terlapor ke kami. Kenapa ada tren kenaikan karena sekarang sistem pelaporannya sudah bagus,” ujarnya.
Untuk program meredam akan adanya peningkatan AKI, pihaknya sudah membuat Perda Kibla (Kesehatan Ibu Bayi dan Anak) yang memang perda tersebut masuk dalam rancangan di DPRD Provinsi Banten. Sedangkan untuk usaha yang laninnya yaitu melalui pembiayaan dari BOK kunjungan bidan untuk datang ke rumah ibu hamil.
“Dari segi pembiayaan ada dana Jampersal untuk yang tidak mampu, semua upaya sudah kami lakukan hanya mungkin kurangnya di peran serta masyarakatnya yang masih kurang. Sosialisasi sudah di semua lintas sektoral, di puskesmas juga setiap setahun sekali ada loka karya yang melibatkan semua unsur termasuk kecamatan dan kelurahan semua terlibat. Pada saat itu akan menyosialisasi semua program capaian puskesmas termasuk kematian ibu dan anak jadi dibahas artinya kenapa angka tahun 2018 meningkat karena peran masyarakat sudah aktif dan terasa telibat,” ujarnya. (Dhe/Red)