Beranda Peristiwa Anggaran Tersedot Pilkada Ulang, Penanganan Bencana di Kabupaten Jadi Terbatas

Anggaran Tersedot Pilkada Ulang, Penanganan Bencana di Kabupaten Jadi Terbatas

Longsor menutup badan jalan Palima - Cinangka. (IST)

KAB. SERANG – Peristiwa banjir dan tanah longsor kembali melanda Kabupaten Serang, khususnya di Kecamatan Padarincang dan Cinangka, pada Jumat (7/3/2025) lalu. Bencana ini menyebabkan kerusakan  berbagai infrastruktur

Diketahui, akses pintu menuju galian Geotermal Padarincang menjadi titik longsor terparah yang mengakibatkan akses jalan Palima-Cinangka (Palka) lumpuh.

Bupati Serang Tatu Chasanah, mengungkapkan bahwa Pemkab Serang tengah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menetapkan status darurat.

Menurutnya, hal ini dilakukan mengingat saat ini pemerintah daerah sedang dalam keterbatasan anggaran untuk menangani dan mengantisipasi bencana.

“Terutama di beberapa tempat di Padarincang yang mengalami dampak cukup parah. Dengan keterbatasan anggaran Pemda Kabupaten Serang, bantuan dari BNPB pusat sangat diperlukan,” ujarnya pada Kamis (13/3/2025).

Tatu juga menyebutkan bahwa dana Tak Terduga (TT) Pemkab Serang banyak terserap untuk biaya pemungutan suara ulang (PSU), sehingga anggaran yang tersedia untuk penanganan bencana sangat terbatas.

“Sebagian besar dana TT terpakai untuk PSU, sehingga dana yang biasa digunakan untuk menangani bencana hanya tersisa sedikit,” jelasnya.

Selain itu, bantuan untuk desa wisata terdampak belum dapat diberikan karena keterbatasan anggaran. Hingga saat ini, dari lima titik longsor yang terjadi, baru dua hingga tiga titik yang dapat ditangani.

Menanggapi potensi dampak dari proyek Geotermal Padarincang terhadap longsor, Tatu mengarahkan untuk berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum. Padahal, lokasi terparah tersebut seharusnya menjadi pusat pengamatan serius pada sebab terjadinya bencana.

“Coba tanyakan ke Pak Kadis PU, apakah ada pengaruh dari bangunan atau galian geotermal itu. Saya khawatir salah menjawab,” katanya.

Sementara itu, Plt. Kepala BPBD Kabupaten Serang Haryadi, mengungkapkan bahwa BNPB pusat menyarankan peningkatan status dari siaga menjadi tanggap darurat agar bantuan dapat segera turun.

Baca Juga :  HOAX! Kabar Pasien Positif Corona di Kota Serang Meninggal Dunia

“Jika status masih siaga, BNPB belum bisa memprioritaskan bantuan. Namun, jika dinaikkan menjadi tanggap darurat, bantuan pasca-bencana dari BNPB bisa segera disalurkan,” paparnya.

Lebih lanjut, Haryadi juga menambahkan, surat keputusan bupati terkait status tanggap darurat tengah diproses. “Kami sedang mengajukan surat keputusan bupati untuk peningkatan status ini. Bantuan dari BNPB bisa berbentuk dana atau material, tergantung keputusan pusat,” jelasnya.

Bencana ini mengakibatkan kerusakan jalan dan bangunan di berbagai titik, dengan dampak paling besar di Kecamatan Padarincang dan Cinangka.

Menurut BMKG, cuaca ekstrem yang menjadi penyebab utama bencana ini diperkirakan berlangsung hingga akhir Maret.

“Kami mengimbau masyarakat, terutama di daerah rawan bencana, untuk tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem,” tutup Haryadi.

 

Penulis: Rasyid

Editor: TB Ahmad Fauzi

 

 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News