Beranda Sosial Anak Gizi Buruk di Pandeglang Memprihatinkan

Anak Gizi Buruk di Pandeglang Memprihatinkan

Muhammad Dudu Kholifah (8) anak dari Nurdinsyah (39) warga Kampung Cibatung, Desa Kadu Gedong, Kecamatan Mekarjaya, Kabupaten Pandeglang, mengalami gizi buruk

SERANG – Muhammad Dudu Kholifah (8) anak dari Nurdinsyah (39) warga Kampung Cibatung, Desa Kadu Gedong, Kecamatan Mekarjaya, Kabupaten Pandeglang, mengalami gizi buruk selama delapan tahun.

Nurdinsyah mengaku tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik berupa sembako, bantuan pangan bergizi, Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantuan Sosial Tunai (BST), hingga Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD).

“Tiga tahun lalu di cek sama puskesma mekarjaya. Tapi ngecek juga cuma masuk liat-liat dan foto-foto. Setelah itu tidak ada tindak lanjut sampai sekarang,” ungkap Nurdinsyah saat membawa anaknya ke RSUD Banten, Selasa (10/8/2024).

Bukan hanya dari pihak kecamatan atau desa, Nurdinsyah juga mengaku tidak pernah ada kepedulian atau pehatian dari pihak Desa hingga Pemerintah Kabupaten Pandeglang baik Dinas Sosial maupun Dinas Kesehatan. “Sama sekali tidak ada bantuan, pernah tiga tahun yang lalu didatangi dari puskesmas kerumah. Tapi tidak ada tindak lanjut apapun itu. Hanya diberikan susu yang dikonsumsi selama dua minggu. Setelah itu selesai,” tegasnya.

Kondisi ekonomi dan kemampuan keluarganya membuat Nurdinsyah bingung dalam penanganan anaknya yang mengalami gizi buruk. “Karena tidak punya biaya, setiap hari selama delapan tahun anak saya hanya makan makanan bayi seperti Sun dan Promina. Cuma itu, saya cuma sanggup membeli susu dan itu juga susu kental manis,” ucapnya.

Pria yang kesehariannya sebagai guru ngaji kampung itu juga mengatakan bahwa anaknya, Muhammad Dudu, kondisi saat lahir mengalami Hidrosefalus dengan penanganan dipasang selang permanen di dalam tubuh dan hingga saat ini anaknya mengalami kondisi memprihatinkan. “Anak saya lahir di RS Berkah Pandeglang, karena mengalami hidrosefalus, dirujuk ke RSUD Banten dengan penanganan dipasang selang permanen di kepala,” ucapnya.

“Setelah lahiran selama satu tahun berobat jalan di RS Berkah Pandeglang karena masalah biaya dan sama sekali tidak ada perubahan jadi kami berhenti berobat,” tambahnya.

Dirinya berharap anaknya dapat menjadi anak yang mendapat perhatian penuh dari pemerintah daerah sehingga menjadi anak dengan tumbuh kembang yang baik.

Kepala Puskesmas Mekarjaya, Darmadi, melalui telepon WhatsApp mengatakan bahwa pihaknya mengetahui kondisi Muhammad Dudu dan masih dalam pantauan puskesmas baik berupa tumbuh kembang maupun kesehatannya. Namun, bantuan Pemberian Makan Tambahan (PMT) hanya dapat diberikan terhadap masyarakat berusia hingga 5 tahun sesuai petunjuk teknis PMT.

“Mengenai informasi ini saya sudah mengetahui sejak awal saya menjadi kepala puskesmas tahun 2023 lalu, lalu pasien ini kita bantu berikan rujukan dari puskesmas untuk melakukan pengobatan ke rumah sakit karena pasien menggunakan BPJS,” ungkap Darmadi.

“Terkait bantuan Pemberian Makanan Tambahan kita berikan bantuan tiga tahun lalu. Saat ini anak tersebut sudah tidak masuk kedalam sasaran pemberian PMT karena usianya lebih dari 5 tahun. PMT ini difokuskan untuk tumbuh kembang anak usia 2 tahun kebawah atau maksimal 5 tahun. Jadi untuk PMT SOP nya seperti itu,” tambahnya.

Selain itu, dirinya mengaku memantau kondisi perkembangan M. Dudu hingga usia 5 tahun yang selanjutnya diserahkan ke pihak Desa Kadu Gedong. “Setelah anak ini berusia diatas 5 tahun, kita serahkan ke tingkat desa untuk dimonitoring sehingga dapat diberikan bantuan, namun saat ini kita tidak tahu bantuan seperti apa yang diberikan pihak desa ke keluarganya,” ucapnya.

(Dhe/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News