KAB. SERANG – Meningkatnya status Gunung Anak Krakatau (GAK) dari Waspada (Level II) ke Siaga (Level III) menjadi perhatian pemerintah daerah.
Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengatakan pihaknya telah meminta kepada jajarannya dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang untuk memastikan titik jalur evakuasi dengan kondisi baik.
Hal ini penting sebagai bagian antisipatif masyarakat untuk menghadapi potensi bencana.
“Untuk jalur evakuasi ini termasuk BPBD waktu rapat itu ditugaskan untuk mensosialisasikan lagi ke masyarakat terkait jalur evakuasi yang sudah biasa dipakai supaya tidak gagap dan masyarakat tahu akan lari ke mana,” kata Tatu, Senin (25/4/2022).
Sekadar diketahui, berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental yang menunjukkan adanya kenaikan aktivitas signifikan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi telah menaikkan level status GAK menjadi Siaga terhitung sejak Minggu (24/4/2022) pukul 18.00 WIB.
Dengan naiknya status aktivitas gunung yang berada di Selat Sunda itu, PVMBG Badan Geologi bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menetapkan radius larangan untuk melakukan aktivitas apapun semula 2 kilometer diperluas menjadi sejauh 5 kilometer dari kawah aktif.
Tatu pun meminta kepada masyarakat untuk mematuhi instruksi yang sudah ditetapkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yakni untuk menjauh 5 kilometer dari kawah aktif.
Ia juga menyebutkan pihaknya akan segera melakukan rapat koordinasi khusus bersama Forkopimda terkait meningkatnya status GAK.
“Memang dari BMKG sudah kirim surat kepada saya selaku kepala daerah untuk berikan peringatan di sana karena ini berkaitan dengan Idulfitri dan biasanya H+1 libur panjang banyak yang masuk ke Anyer Cinangka. Kita harus patuh terhadap instruksinya tidak boleh mendekat dalam radius 5 kilometer,” tegas Tatu.
Sementara itu dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (25/4/2022) oleh BMKG, BNPB, PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM RI, serta sejumlah pakar secara daring terkait perkembangan erupsi GAK dan potensi bencana yang ditimbulkannya, Kepala Badan BMKG Dwikorita Karnawati meminta masyarakat di wilayah jangkauan GAK diminta untuk waspada terhadap potensi tsunami terutama di malam hari.
Kewaspadaan potensi tsunami itu diperlukan, kata dia, karena pada malam hari petugas sulit untuk bisa melihat aktivitas secara faktual terkait gelombang tinggi yang mendekati pantai.
“Sebab, tsunami bila terjadi saat malam hari tidak bisa melihat berbagai kemungkinan dari arah laut,” kata Dwikorita dalam konferensi pers yang disiarkan di channel Youtube Info BMKG, Senin (25/4/2022) malam.
Dwikorita mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab dan meminta masyarakat untuk memastikan bahwa informasi hanya bersumber dari PVMBG, BMKG serta BPBD setempat.
Sedangkan Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono menuturkan bahwa peningkatan status GAK dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan bersama. Hingga kini, pihaknya masih memonitor Gunung Anak Krakatau di pos pengamatan.
Untuk informasi dapat menghubungi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi (022) 7272606 di Bandung, Jawa Barat atau Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau (0254) 651449 atau 085846324506 di Pasauran, Provinsi Banten.
(Nin/Red)