PALESTINA – Suasana Gaza yang kian mencekam usai Israel melaukan blokade. Mirisnya, 39 bayi yang saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Al Shifa Gaza berisiko menghadapi kematian.
Pihak Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan, kondisi Al Shifa semakin memburuk setelah rumah sakit tersebut kekurangan oksigen dan obat-obatan. Kondisi semakin memburuk setelah listrik dipadamkan.
Bahkan dilaporkan, banyak bayi dalam perawatan kritis di Rumah Sakit Al Shifa yang seharusnya menggunakan ventilator terpaksa hanya diberi ventilasi dengan tangan.
Melansir Gulf News melalui suara.com (jaringan BantenNews.co.id), Kementerian mengirimkan koreksi atas pernyataan yang disampaikan Menteri Kesehatan Mai Al Kaila dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.
Al Khaila saat itu menyebut 39 bayi meninggal di departemen perawatan anak-anak modern karena mereka tidak bisa mendapatkan oksigen atau obat-obatan dan listrik padam. mati.
Tak hanya itu, penderitaan pengungsi dan pasien yang berada di dalam Kompleks Medis Al Shifa terus berlanjut, lantaran mereka dikepung total dan saat ini sudah kehabisan air, bahan bakar, makanan, listrik dan telekomunikasi.
Padahal di rumah sakit tersebut ada ribuan orang yang berlindung, termasuk orang-orang yang terluka, pasien dan pengungsi.
Sebelumnya diberitakan, Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra mengumumkan bahwa operasional di rumah sakit terbesar wilayah tersebut, Al Shifa, dihentikan per Sabtu (11/11/2023) lantaran kehabisan bahan bakar.
“Akibatnya, satu bayi baru lahir meninggal di dalam inkubator, yang didalamnya terdapat 45 bayi,” katanya seperti dikutip Reuters.
Al Qidra mengungkapkan, kondisi terkini di wilayah tersebut terus memburuk. Bahkan, mereka yang berada di dalam area Rumah Sakit Al Shifa terkepung.
“Situasinya lebih buruk dari yang dibayangkan siapa pun. Kami terkepung di dalam Kompleks Medis Al Shifa, dan pasukan pendudukan telah menargetkan sebagian besar bangunan di dalamnya,” katanya melalui sambungan telepon.
(Red)