CILEGON – Rencana Pemkot Cilegon melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPU-TR) untuk memperbaiki kerusakan di sejumlah ruas badan Jalan Lingkar Selatan (JLS) sepertinya tidak akan menemukan kejelasan. Pendapat salah seorang warga itu menyusul tidak terlihatnya lagi alat berat yang sebelumnya sempat disiagakan di beberapa titik yang mengalami kerusakan.
“Tadinya kan ada alat-alat berat di situ, jalan juga sudah dibikin contra flow, lalu kapan mau diperbaiki ? Lah ini kendaraan alat beratnya saja malah sudah hilang, ngga ada lagi, pada kemana ?. Apa yang ditunggu pemda?,” ungkap Fadil, salah seorang pemotor yang ditemui di sekitar jalan rusak di JLS Cilegon, Rabu (2/3/2022) siang.
Kendati wartawan sudah terjun ke lokasi dan tak menemukan adanya petugas maupun aktivitas alat berat memperbaiki jalan di JLS, namun Kepala Bidang Bina Marga DPU-TR Cilegon, Retno Anggraini segera membantahnya.
Retno beralasan bahwa pihaknya tengah bekerja memperbaiki kerusakan di JLS, tepatnya di ruas jalur seberang Hotel Forbis. “Sedang dikerjakan, masih berjalan yang depan forbis, ada kok,” kilah Retno dihubungi melalui pesan WhatsApp.
Keraguan warga akan keseriusan Pemkot Cilegon ini semakin beralasan terlebih hingga saat ini tidak ditemukan adanya lelang pekerjaan perbaikan untuk infrastruktur yang juga dikenal dengan Jalan Aat – Rusli itu di laman Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE).
“Memang tidak di LPSE karena itu operasional pemeliharaan jalan. (Sumber anggaran perbaikan JLS-red) Dari pemeliharaan dan material CSR perusahaan,” ucap Retno tanpa merinci nilai anggaran seraya meminta wartawan bersabar dengan alasan tengah menerima tamu.
Di bagian lain Wakil Ketua I DPRD Cilegon, Hasbi Sidik menuding upaya perbaikan JLS oleh DPU-TR dengan sempat menaruh alat berat di JLS beberapa waktu lalu hanya menjadi akal-akalan Pemkot Cilegon untuk meredam reaksi warga atas wacana Walikota yang sebelumnya akan menyerahkan pemeliharaan JLS ke pemerintah pusat dengan dalih besarnya keterbutuhan anggaran untuk memperbaiki JLS yang mengalami kerusakan parah.
“Coba kalau DPU-TR mau transparan ke masyarakat, sumber anggaran perbaikannya dari mana, berapa nilainya ? Karena kan kita semua sudah tahu kalau anggaran pemeliharaan tahun ini cuma Rp1 miliar. Itu pun untuk pemeliharaan menyeluruh infrastruktur yang berstatus jalan kota, jadi cuma bukan di JLS,” katanya.
Lebih jauh, politisi Gerindra ini juga mengingatkan DPU-TR agar tidak gegabah dalam pemanfaatan anggaran yang bukan peruntukannya.
“Kalau memang anggarannya tidak ada ya sudah, tinggal sampaikan saja ke masyarakat kalau Pemkot tidak dapat memperbaiki JLS, jangan malah akal-akalan anggaran. Padahal kan sebenarnya Pemkot bisa lebih kreatif dalam situasi ini, misalnya dengan melibatkan peran serta industri yang selama ini memanfaatkan JLS. Apalagi Cilegon punya Walikota yang inspiratif, seharusnya itu bisa dilakukan,” sindirnya.
(dev/red)