CILEGON – PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) nampaknya mulai melirik lahan Warnasari yang dikelola PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) guna dibangun pelabuhan. Anak perusahaan PT Krakatau Steel (KS) itu dikabarkan bahwa dalam waktu dekat akan melakukan pertemuan khusus dengan Walikota Cilegon, Helldy Agustian.
“Dalam waktu dekat PT KBS ini akan diundang khusus oleh Pak Wali, dan dengan PT PCM juga kaitan Warnasari, karena beliau concern dengan hal itu, mudah-mudahan jajaran direksi KBS bisa hadir,” ungkap Asisten Daerah II Setda Kota Cilegon, Tb Dikrie Maulawardhana dalam hearing bersama Komisi III DPRD Cilegon, Rabu (21/4/2021).
Baca : Kaji KSO Investasi Pelabuhan Warnasari, Helldy : Banyak Yang Mau
Hearing semula membahas soal kontrak kerja sama pandu dan tunda kapal yang sudah berjalan 20 tahun dan diakhiri manajemen PT KBS belum lama ini. Namun pernyataan Dikrie itu sontak mengundang atensi wakil rakyat yang semula mengetahui bahwa manajemen PT PCM berniat membangun Kerja Sama Operasi (KSO) pelabuhan di atas lahan 45 hektare tersebut dengan PT Tirtasari Prima Terminal (TPT). Tapi hingga saat ini rencana itu tak kunjung direspon Walikota sebagai pemegang saham atas PT PCM.
“Kalau soal kontrak pandu dan tunda saya rasa itu hanya miskomunikasi saja, silakan itu bisa diselesaikan. Nah soal rencana pertemuan khusus antara KBS dengan Walikota, dari kedekatan ini saya melihat KBS seolah ingin mengelola Warnasari karena akan menjadi ancaman bagi bisnis KBS (bila pelabuhan Warnasari dikelola pihak lain-red). Tapi kan tidak perlu ada arogansi dengan memutus kontrak seperti ini,” ungkap Anggota Komisi III DPRD Cilegon, Rahmatulloh.
Baca Juga : PT PCM : KSO Pelabuhan Warnasari Janjikan Keuntungan Daerah
Sementara Direktur Operasional PT KBS, Widi Hartono menegaskan pihaknya siap mempertimbangkan keberlanjutan kerja sama dengan PT PCM dengan sejumlah persyaratan. Namun demikian dirinya memandang keliru bila PT PCM dan rencana pembangunan pelabuhan Warnasari dianggap sebagai ancaman bisnis KBS.
“Kami melihat PCM sebagai partner, kami terbuka untuk melanjutkan kerja sama ini. Bagi kami PCM bukan ancaman, buktinya kami bantu proses izin pandu tunda mereka sampai keluar agar kita bisa maju dan tumbuh bersama-sama,” kilahnya.
Belakangan, wacana keberlanjutan kerja sama pandu dan tunda kapal oleh PT KBS itu pun disoal oleh Direktur Utama PT PCM, Arief Rivai Madawi. “Kami tentu mengapresiasi rencana itu (keberlanjutan kerja sama), tapi kan biasanya komitmen ini berubah ketika sampai di tingkatan lain, kami tidak mau. Kalau pun itu tidak bisa dilanjutkan, berarti kita harus mandiri dari sisi pelayanan,” ujarnya. (dev/red)