Oleh: Zamrud Falaq Qodri, Mahasiswa Teknik Industri Universitas Pamulang
Belajar secara daring atau E-Learning sudah dijalani beberapa waktu belakangan ini semenjak pandemic Covid-19, tepatnya sejak pertengahan maret 2020. Semenjak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengeluarkan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang dijelaskan dalam Surat Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.
Maka dari itu, seluruh proses pembelajaran yang semula bersifat konvensional (secara tatap muka) harus berubah menjadi pembelajaran secara daring (E-Learning) yang dapat dilakukan tanpa terbatas tempat dan waktu. Tentu perubahan metode pembelajaran tersebut menimbulkan beberapa konflik dikalangan masyarakat yang mesti dibahas dan diselesaikan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa penerapan E-learning ini belum bisa berjalan mulus seperti yang diperkiraan. Banyak hambatan yang menjadi kendala seperti ketiadaan fasilitas Hp/Laptop untuk menunjang pembelajaran, kuota yang terbatas, sinyal yang lemah,tidak meratanya jaringan internet ke berbagai daerah di Indonesia. Dikutip dari kompas.com menurut data terbaru dari perusahaan riset jaringan mobile daerah perkotaan ber penduduk padat lebih mudah menjangkau jaringan ketimbang daerah pedesaan yang penduduknya lebih rendah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2019, tingkat penetrasi internet di daerah perkotaan yang berpenduduk lebih dari 1.000 jiwa per kilometer persegi mendapatkan koneksi internet sebanyak 98,7%, sementara daerah pedesaan yang memiliki 50 jiwa per kilometer persegi hanya bisa mendapatkan koneksi internet hingga 76 persen. Dalam proses transisi dari sistem pembelajaran konvensional menjadi online (e-learning) menuntut para pelajar, mahasiswa, dosen, dan elemen pembelajaran lainnya untuk sekiranya cepat beradaptasi dan melek teknologi. Karena pada dasarnya metode E-Learning sendiri bukanlah metode baru dalam dunia pendidikan, melainkan suatu sistem yang sudah lama ada dengan beriringnya perkembangan dunia teknologi.
Peran pengajar disini sangat penting dalam Menciptakan Suasana E-Learning Yang Aktif Dan Efektif. Dengan membuat metode/gaya belajar yang baru, dimana membuat peserta didik merasa nyaman dengan pembelajaran tersebut. Salah satu cara Menciptakan Suasana Online Learning Yang Aktif Dan Efektif adalah dengan cara menjalin komunikasi yang baik antara pengajar dan peserta didik diluar forum diskusi resmi.
Hal ini dapat memicu semangat peserta didik untuk lebih ingin tau mengenai materi atau pembelajaran yang disampaikan. Pengajar juga harus dengan sabar dan ikhlas dalam menjalaninya, dan harus berlandaskan rasa ingin menyampaikan ilmu. Cara lainnya bisa juga dengan mengadakan pertemuan yang dibatasi hanya beberapa orang saja untuk dapat menjalin komunikasi lebih baik.
Seperti halnya yang dilakukan oleh Lab Teknik Industri Universitas Pamulang, dimana di sela pertemuan praktikum online akan diadakan penjadwalan pengambilan data ataupun sekedar melakukan bimbingan praktikum. Tentunya hal ini menggunakan protokol kesehatan yang berlaku, seperti menggunakan masker, sarung tangan, faceshield, serta membawa surat hasil test rapid. Hal ini dapat mendongkrak semangat mahasiswa untuk melaksanakan online learning, dimana para pengajar praktikum ini atau assisten laboratorium juga terus aktif mengabarkan dan memberikan jawaban dari pertanyaan mahasiswa, baik di dalam maupun diluar forum E-learning.
Selain itu, Lab Teknik Industri Universitas Pamulang juga sudah menyiapkan Desain Instruktional yang Berkualitas. Hal ini dikarenakan perbedaan yang terjadi antara melakukan pembelajaran secara konvensional (di dalam kelas) dengan pembelajaran secara E-Learning. Dimana ketika pembelajaran secara konvensional, para Assisten Lab memiliki banyak kesempatan untuk berdiskusi secara langsung dengan peserta didik tentang harapan mereka terhadap kelas praktikum yang diikutinya.
Sedangkan dalam E-Learning membatasi komunikasi fisik antara Assisten Lab dan mahasiswa, sehingga Assisten Lab akan membutuhkan template praktikum yang jelas sebagai peta jalan untuk membimbing Mahasiswa selama proses pembelajaran praktikum, sperti misalnya penjadwalan, modul praktikum, tugas Individu, maupun tugas kelompok. Hal itu di susun sedemikian rupa agar memudahkan mahasiswa dalam memahami semua instruktional praktikum ini. Semua dilakukan dengan tujuan menciptakan pembelajaran yang tetap aktif dan efektif dalam masa pandemic covid-19 ini, mulai dari adanya video conference, pengambilan data, bimbingan praktikum, dan banyak lainnya.
Namun pada dasarnya semua tidak lepas dari keterlibatan antara Assisten Lab dan juga Mahasiswa, karena semua harus bersinergi untuk menciptakan suasana E-Learning yang Aktif dan Efetif. Selalu ada hal positif yang bisa kita dapatkan dari berbagai macam kondisi, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Jangan sampai kita kehilangan banyak hal karena terus menyalahkan keadaan yang terjadi.
(***)