Beranda Bisnis Talas Beneng Mendunia, Ratusan Ton Diekspor Hingga New Zealand

Talas Beneng Mendunia, Ratusan Ton Diekspor Hingga New Zealand

Badan Karantina Pertanian Cilegon menyalurkan 2.000 bibit talas beneng ini sebagai langkah menyukseskan Gerakan tiga kali ekspor (Gratieks) untuk kelompok tani Cibawang Janggot, Kecamatan Padarincang Kabupaten Pandeglang. Foto istimewa

PANDEGLANG – Diminati dunia, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Cilegon dorong pengembangan talas beneng hingga targetkan ekspor langsung melalui Banten.

Data Asosiasi Pelaku Usaha Tanas Beneng (Asputaben) menunjukan, permintaan ekspor daun kering Talas Beneng sebanyak 340 ton ke Australia, Malaysia dan New Zeland.

Selanjutnya 370 ton umbi basah ke Belanda dan Korea Selatan, sedangkan permintaan umbi kering sebanyak 100 ton dari India dan Turkey.

Menurut Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) bahwa mengeksplorasi komoditas pertanian yang emerging sebagai unggulan lokal merupakan bagian dari tugas karantina. Dikatakannya saat menjadi narasumber dalam acara Focus Group Discussiion (FGD) Langkah Strategis Pendampingan Ekspor Varietas Lokal Talas Beneng dan Produk Turunanya, dilakukan secara virtual.

“Saya mengapresiasi kepada pihak-pihak yang telah menginisiasi pemanfaatan daun talas dirajang halus kemudian dijemur untuk dijadikan bahan baku pengganti tembakau, tinggal nanti diteliti lebih dalam lagi, apa sebenarnya kandungan didalamnya? Bisa jadi daun talas beneng ini menjadi alternatif pengganti tembakau,” tambah Ali Jamil melalui siaran tertulis, Kamis (26/11/2020).

Selanjutnya Ali Jamil menyebutkan, jika nanti daun talas beneng dapat diekspor langsung dari Banten, maka hal yang terpenting adalah menjamin kuantitas, kualitas dan kontinuitas. Ekspor umbi dalam bentuk olahan sebagai bahan pangan dan bahan kosmetik potensi permintaan pasar ini bisa dikembangkan.

“Talas beneng berpotensi menggantikan terigu, talas tersebut lebih unggul karena bebas gluten, tinggi serat, indeks glikemik rendah dan cocok dijadikan menu sehat sehari-hari,” kata Prof Ahmad Sulaiman

Dalam pengembangan talas beneng sebagai produk ekspor perlu dipromosikan bahwa produk dan olahannya berupa organik dan original dari Banten.

Dari Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten Ismatul Hidayat menerangkan bahwa varietas beneng ini sudah dilepas menjadi varietas unggul talas melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 981/HK.540/C/10/2020.

Baca Juga :  Kolaborasi dan Kemitraan Kunci Pengembangan Agribisnis Talas Beneng

“Untuk ketersediaan bibit unggul talas beneng akan disiapkan oleh Balai Pengawas dan Sertifiksasi Benih (BPSB) Banten. Peranan kajian kajian lanjutan terhadap produk olahan talas beneng akan dilakukan oleh BPTP,” ungkap Isma

“Sementara ini daun talas beneng Banten diekspor melalui Surabaya, karena produksi yang belum memenuhi kuota, namun saat ini pengembangan lahan tanam mencapai 275 hektar di Provinsi Banten,” ujar Arum Kusnila Dewi, Kepala Karantina Pertanian Cilegon.

Karantina Pertanian Cilegon akan membantu untuk pembukaan pintu ekspor langsung dari Cilegon. Karantina Pertanian Cilegon akan memberikan bimbingan teknis terkait Sanitary Phyto Sanitary serta persiapan di lapangan untuk memenuhi standar persyaratan ekspor.

“Jika ini terwujud maka dalam kurun waktu 4 tahun ke depan, Provinsi Banten dapat memenuhi target program strategis Kementerian Pertanian yaitu Gerakan Peningkatan Tiga Kali Lipat Ekspor Produk Pertanian,” tutup Arum.

(Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News