Ditengah isu pembatalan keberangkatan jemaah haji asal Indonesia tahun 2020 ini ternyata ritual haji khususnya bagi masyarakat Banten memiliki sejarah cukup panjang.
Haji bagi masyarakat Banten bukan semata kewajiban muslim yang masuk dalam rukun Islam. Lebih jauh, haji merupakan ritual khusus untuk memperoleh legitimasi politik, ilmu dalam pengertian magi, status sosial di masyarakat dan bahkan gerakan kebangsaan.
Tidak heran jika jumlah masyarakat Indonesia, khsusnya di Jawa (Banten) menjadi penyumbang jemaah haji terbesar dalam tradisi haji di Nusantara sejak lama. Ada banyak haji yang kemudian menjadi tokoh di tanah suci sebagai penggerak ilmu pengetahuan, aliran tarekat dan pemberontakan.
Penulis belum menemukan arsip otentik yang menyebutkan siapa orang Banten pertama yang melaksanakan ibadah haji. Namun dari Sejarah Banten dan Hikayat Hasanudin dalam catatan Bruinessen melalui bukunya _Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat_ (2012) menyebutkan setelah penyebaran Islam pertama di Banten, Sunan Gunung Jati mengajak putranya Hasanuddin menunaikan haji ke tanah suci.
*Gunung ke Ka’bah*
Cuplikan kisah mula perjalanan naik haji Hasanuddin bersama ayahandanya menyiratkan adanya pergeseran pusat spiritualitas dari gunung sebagai pusat kosmis masyarakat pra Islam ke Ka’bah sebagai pusat spiritualitas Islam.
Dalam banyak kisah, gunung atau bukit merupakan daerah yang dianggap suci bagi masyarakat pra Islam di Banten. Masyarakat kanekes menyebutnya sebagai _Mandala_. Masyarakat yang hidup _ngamandala_, hidup di dataran tinggi, harus selalu menjalankan etika ketat agar selalu selaras dengan alam.
Dalam cuplikan kisah haji Sunan Gunung Jati menjemput Hasanuddin yang tengah bertapa di salah satu gunung. Dalam _Hikayat Hasanuddin_, Sunan Gunung Jati berkata kepada anaknya:
“Hai anakku Ki Mas marilah kita pergi haji karena sekarang waktu orang naik haji dan sebagian pula santri kamu tinggal juga dahulu di sini dan turutlah sebagaimana pekerti anakku,” ujarnya.
Dari cuplikan tersebut terjadi pergeseran pusat kosmis di Banten dari gunung ke Ka’bah. Dari pra Islam kepada agama baru yakni Islam.
Bersambung…..
(Red)