PANDEGLANG – Kapolres Pandeglang, AKBP Sofwan Hermanto mengimbau seluruh warga di Kabupaten Pandeglang untuk tidak melakukan kegiatan yang melibatkan jumlah massa banyak seperti Perayaan Hari Besar Islam (PHBI). Hal itu dimaksudkan untuk mencegah penularan virus Corona atau Covid-19.
Kapolres mengimbau, kegiatan-kegiatan agama yang menghadirkan banyak orang di saat wabah Corona sebaiknya tidak dilakukan. Selain memberikan imbauan melalui jajarannya, Kapolres juga mengaku akan melibatkan tokoh masyarakat seperti Majlis Ulama Indonesia (MUI).
“Kami telah melakukan pendataan kegiatan masyarakat selama 1 bulan ini, masyarakat akan melakukan kegiatan apa saja. Setelah kami mendapatkan jadwal kegiatan masyarakat langkah yang akan kami tempuh adalah melakukan pendekatan, melakukan edukasi, memberikan imbauan termasuk konsekuensi apabila tetap dilaksanakan,” jelas Kapolres, Senin (6/4/2020).
Ia menjelaskan, konsekuensi yang nanti harus ditanggung oleh masyarakat ketika tetap nekat mengadakan kegiatan dengan jumlah massa banyak adalah akan makin meningkatnya jumlah penyebaran virus Corona. Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak melakukan kegiatan tersebut selama wabah Corona.
“Ini tujuannya untuk melindungi semua masyarakat, kegiatan agama kami tetap mendukung tapi untuk menghadirkan banyak orang disarankan untuk tidak dilakukan,” pesannya.
Ia menegaskan, kemungkinan terburuk tindakan yang akan diambil oleh petugas jika masyarakat tetap nekat melakukan aksi kumpul-kumpul adalah dibubarkan secara paksa.
“Dimungkinkan (akan dibubarkan) untuk melaksanakan maklumat Kapolri, kerumunan yang telah diatur dalam maklumat Kapolri akan kami bubarkan,” tegasnya.
Sementara itu, Lina Warga Kampung Caringin Kurung, Desa Palurahan, Kecamatan Kaduhejo yang akan mengadakan kegiatan bagi-bagi sembako saat penutupan pengajian di kampungnya pada 9 Maret 2020 mendatang mengaku bingung dengan adanya imbauan tersebut.
Pasalnya, ia sudah membeli semua kebutuhan Sembako yang akan dibagikan pada ibu-ibu peserta pengajian. Namun karena acara tersebut sudah siap dilaksanakan maka hanya mekanisme pembagiannya saja yang nanti diatur.
Kata dia, nanti dari keluarga akan menyiapkan tempat cuci tangan bagi para peserta yang akan diberikan Sembako. Selain itu, tempat duduk para peserta juga akan diatur sesuai dengan anjuran pemerintah.
“Bukan Rajaban itu mau bagi-bagi Sembako, kan tiap tahun kalau penutupan pengajian bagi-bagi sembako dari keluarga. Memang rencana awalnya mau Rajaban tapi ga jadi Rajaban cuman penutupan pengajian doang, jadi ga ada tenda ga ada apa. Paling ibu-ibu pengajian, paling tiga puluh orang biasanya,” ujarnya. (Med/Red)