Beranda Olahraga Barcelona Tak Ingin Jadi Juara di Masa Pandemi Virus Corona

Barcelona Tak Ingin Jadi Juara di Masa Pandemi Virus Corona

Messi merayakan juara La Liga - foto istimewa SindoNews.com

Kemungkinan diakhirinya La Liga lebih cepat pada musim ini akibat penyebaran virus corona masih sangat terbuka. Pihak-pihak terkait di Spanyol saat ini masih mencari solusi terbaik, dan dibatalkannya kompetisi musim 2019/20 menjadi opsi pamungkas.

Sebagaimana diketahui, Kamis (2/4/2020), Belgia sudah memutuskan untuk mengakhiri liga utama mereka, Pro League, dan menyerahkan gelar musim ini ke Club Brugge, yang ketika liga dihentikan karena pandemi virus corona berada di puncak klasemen.

Langkah berani yang diambil Belgia tak ayal membuat federasi dan pengelola liga di Eropa, tidak terkecuali Spanyol, melakukan pertimbangan ulang, apakah liga di lanjutkan atau dihentikan mengingat penyebaran virus corona yang semakin mengganas.

Sebelumnya di Spanyol, La Liga berhasrat untuk melanjutkan kompetisi yang tinggal menyisakan 11 pertandingan. Namun, kondisi di Spanyol semakin memprihatinkan. Korban corona terus berjatuhan, dan korban meninggal mencapai ratusan setiap harinya.

UEFA pun sudah membatalkan gelaran Piala Eropa 2020 yang sedianya digelar pada Juni-Juli karena tidak yakin situasi akan segera membaik.

Dihadapkan kondisi demikian, menghentikan La Liga dinilai sebagai opsi terbaik. Dengan kata lain menyerahkan trofi La Liga musim ini ke Barcelona, yang saat ini memuncaki klasemen dengan 58 poin, lebih cepat lebih baik.

Akan tetapi, media-media di Spanyol menyebut Barcelona sangat menentang opsi tersebut. Dilansir Marca, Lionel Messi Cs sepertinya tidak rela ‘dimahkotai oleh virus corona’ dan bukan karena perjuangan keras mengingat saat ini Barcelona hanya unggul dua poin dari rival abadinya, Real Madrid, di klasemen.

Selain gelar juara itu menjadi ‘cacat’, diakhirinya kompetisi lebih cepat juga akan memicu kerugian besar bagi klub pimpinan Josep Maria Bartomeu itu.

Dari 11 laga tersisa La Liga, Barcelona masih memiliki lima laga kandang. Artinya, jika kompetisi dihentikan, Barcelona akan kehilangan pemasukan sebesar 16,5 juta euro atau Rp297 miliar dari penjualan tiket.

Dihentikannya liga juga akan memberikan masalah baru bagi Barcelona ihwal hak siar. Diketahui, Barcelona sudah menerima lebih dari separuh dari 166 juta euro nilai hak siar.

Jika pertandingan tidak bisa dimainkan, maka Barcelona wajib membayar denda yang kabarnya bernilai fantastis. Denda yang pastinya membuat Barcelona semakin kewalahan menghadapi guncangan ekonomi akibat pandemi virus corona.

Belum lagi bonus yang harus dibayarkan kepada pemain jika Barcelona meraih gelar jawara La Liga. Meskipun Barcelona menjadi juara karena pandemi COVID-19, klub tetap wajib memenuhi klausul kontrak dengan membayar bonus kepada para pemainnya dengan total 20 juta euro atau sekitar Rp360 miliar.

(Red)

Berita ini adalah program kemitraan dengan suara.com 

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News