Beranda Uncategorized Pengamat : Suara Tradisional Tak Jamin Kemenangan di Pilkada Tangsel

Pengamat : Suara Tradisional Tak Jamin Kemenangan di Pilkada Tangsel

Andi Syafrani, pengamat politik dari UIN Jakarta. (Ihya/bantennews)
Follow WhatsApp Channel BantenNews.co.id untuk Berita Terkini

 

TANGSEL – Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta/Ciputat Andi Syafrani menyebut, para calon walikota yang akan bertarung pada pemilihan kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) 2020 mendatang tak cukup hanya mengantongi suara tradisional.

Yang dimaksud suara tradisional, kata Andi, adalah suara masyarakat pribumi yang sudah lama menetap di Tangsel.

“Tidak bisa menjamin kemenangan hanya meraup suara tradisional saja, karena Tangsel ini kan sebuah kota di mana 70 persen masyarakatnya pendatang semua,” ungkap Andi kepada BantenNews.co.id, di kawasan BSD, Jumat (27/12/2019).

Menurut Andi, masyarakat yang ada di bilangan Bumi Serpong Damai (BSD), Bintaro, dan Alam Sutera, yang notabene pendatang semua, belum tentu mengenal para bakal calon walikota Tangsel yang sudah marak diberitakan media itu.

“Jadi meskipun misalkan ada salah satu calon yang meraup suara tradisional, apakah di BSD, Bintaro, Alam Sutera, dan lainnya dia dikenal. Apakah dia bisa meyakinkan masyarakat pendatang itu?,” katanya.

Andi mencontohkan dua bakal calon yang mempunyai popularitas tinggi berdasarkan hasil survey, yaitu Benyamin Davnie selaku wakil walikota Tangsel saat ini dan Muhamad sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Tangsel.

Dua sosok tersebut, lanjut Andi, adalah putera daerah Tangsel, dimana suara tradisional dipastikan akan merapat kepada dua sosok tersebut.

Namun masalahnya, papar Andi, dua-duanya pasti menginginkan nomor 1, sehingga jika partai mempersatukan mereka akibatnya akan ada kotak kosong. Pasalnya, dua-duanya pemegang suara tradisional sementara yang lainnya tidak.

“Bisa saja partai mempersatukan mereka kan. Jadi salah satunya ada yang mengalah. Tapi masalahnya ya tadi, masyarakat yang ada di kawasan elit seperti BSD dan lainnya itu yang belum tentu memilih mereka. Sedang jumlah masyarakat di situ jumlahnya besar sekitar 60 persen,” pungkasnya. (Ihy/Red)

Temukan Berita BantenNews.co.id di Google News