Ngomongin orang lain di belakangnya, menjadi godaan duniawi yang menggiurkan untuk semua orang. Tentu semua orang paham akan konsekuensinya jika itu terus dilanjutkan, apalagi jika lawan bicaramu berada di lingkaran yang sama dengan teman yang kamu bicarakan.
Wah itu bisa berisiko besar. Karenanya, inilah 7 cara untuk menghindarkanmu dari ngomongin teman di belakang! Berikut seperti dilansir IDN Times.
1. Membiasakan untuk berpikir positif soal objek pembicaraan
Misalnya saat seseorang dibicarakan karena terlalu sering terlihat belanja barang-barang mahal, berpikirlah bahwa mungkin memang rezekinya lancar. Hindari membuat asumsi-asumsi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Jika kamu membiasakan ini, kamu tidak akan mudah terbawa pada pembiaraan negatif tentang orang lain.
2. Ingat bahwa lawan bicaramu itu juga kenal dengan teman yang kamu bicarakan
Kalau memang lawan bicaramu tidak kenal dengan objek pembicaraan kalian, bisa dikatakan itu aman. Namun kalau ia kenal, ketahuilah bahwa apa yang kamu bicarakan dengannya itu bisa menjadi kartu As-mu yang dipegang olehnya. Jika suatu saat ia berkonflik denganmu dan malah lebih dekat dengan objek pembicaraan kalian, kartu As ini bisa ia gunakan setiap saat.
3. Ada kemungkinan objek pembicaraanmu itu sedang mengalami sesuatu yang sangat berat
Misalnya setelah kehilangan sesuatu/seseorang atau gagal. Bisa jadi orang yang kamu bicarakan itu sedang mengalami salah satu hal tersebut dan sulit baginya untuk berpikir rasional. Jadi selanjutnya terserah kamu, apakah kamu ingin bersimpati atau bahkan berempati dengannya? Apakah kamu bersedia memaafkan dan memakluminya karena kemungkinan kejadian yang ia alami? Atau kah kamu akan membicarakan sikapnya ke orang lain? Kamu lah penentu hubungan antara kalian ke depannya.
4. Bisa jadi itu cuma salah paham dari sudut pandangmu
Kalau pun kamu terpaksa menceritakan tentang temanmu kepada seseorang karena itu mengganjal hatimu, pastikan konteksnya adalah meminta pendapat, bukan menjelek-jelekkan. Bisa jadi lawan bicaramu memiliki pandangan lain dan ternyata sudut pandangmu lah yang keliru. Malu kan kalau kamu sudah telanjur menjelek-jelekkan orang tersebut?
5. Sibukkan dirimu sesibuk-sibuknya
Kalau waktumu padat dengan jadwal dan kamu benar-benar sibuk, kamu gak akan punya waktu untuk hal-hal kecil meskipun dampaknya positif, apalagi yang konteks pembicaraannya negatif. Ketika kamu benar-benar sibuk bekerja dan berkarya, satu-satunya pikiranmu adalah segera menemukan waktu untuk istirahat.
6. Usahakan lingkaran pertemananmu berisi teman-teman yang saling suportif tapi objektif satu sama lain
Ketika kamu tergoda untuk membicarakan orang lain di lingkarang itu pun, mereka akan memberikan masukan yang benar-benar objektif. Saling membangun satu sama lain. Mereka adalah teman-teman yang mampu mengademkanmu ketika kamu sedang emosi pada seseorang, bukan malah mengomporimu. Kamu membutuhkan teman-teman seperti ini demi perkembangan karaktermu yang lebih baik.
7. Tuangkan perasaanmu menjadi karya dalam bentuk apapun
Bisa lukisan, patung, kerajinan tangan lainnya, puisi, pantun, cerita, tulisan artikel bahkan lagu. Kalaupun konteks di dalamnya mengandung sindiran kepada orang yang ingin kamu bicarakan banget, tidak apa-apa, asalkan hasilnya adalah karya ciptaanmu sendiri, bukan omongan negatif yang tidak berfaedah bersama orang lain.
Seberapa sering kamu ngomongin teman di belakang? Dan seberapa kamu susah menahan untuk gak ngomongin teman itu? Coba belajar untuk lebih menahan diri ya. Demi kepentinganmu pribadimu sendiri, sekaligus kehidupan profesionalmu. (Red)